Kisah Zafar Lumba-Lumba Birahi Meneror Pantai Prancis
Lumba-lumba bukanlah binatang yang asing bagi manusia. Perilakunya yang jinak dan cekatan menjadikan binatang ini disukai oleh manusia, terutama anak-anak. Ada begitu banyak jenis lumba-lumba yang diketahui oleh manusia. Namun dari sekian banyak lumba-lumba tersebut, lumba-lumba hidung botol yaitu jenis lumba-lumba yang paling dikenal oleh manusia. Bukan tanpa alasan lumba-lumba hidung botol menjadi jenis lumba-lumba yang paling familiar di mata orang awam. Hewan yang masih tergolong mamalia bahari ini amat gampang dikenali dengan melihat moncongnya yang berbentuk panjang.
Lumba-lumba hidung botol juga mempunyai tingkat kecerdasan yang melebihi tingkat kecerdasan binatang bahari pada umumnya. Itulah sebabnya di sejumlah negara, binatang ini dengan sengaja dilatih untuk melaksanakan atraksi semisal melompati gelang raksasa supaya sanggup menghibur para penonton. Jika sang lumba-lumba berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik, maka lumba-lumba tersebut bakal diberikan hadiah ikan. Namun lumba-lumba bukan hanya sanggup menghibur insan di daerah tertutup. Di daerah terbuka semisal di pantai dan bahari lepas, lumba-lumba juga tetap sanggup menjadi sumber atraksi bagi manusia. Di Indonesia misalnya, wisata melihat lumba-lumba di habitat aslinya menjadi salah satu wisata yang ditawarkan di Pantai Lovina di pantai utara Bali.
Bukan hanya Bali yang mempunyai atraksi berinteraksi eksklusif dengan lumba-lumba di habitat aslinya. Di Perancis sana, ada sebuah pantai di mana para pengunjungnya sanggup berinteraksi eksklusif dengan lumba-lumba. Pantai tersebut terletak di kota Landévennec, Perancis utara. Zafar yaitu nama dari lumba-lumba yang menjadi sumber atraksi utama di pantai yang bersangkutan. Selama dua bulan terakhir, lumba-lumba hidung botol berukuran 3 meter tersebut dikabarkan sudah menghibur para wisatawan dengan sikap bersahabatnya.
Saat ada kapal yang melintas, Zafar akan mencoba menarik perhatian mereka dengan cara berenang-renang di sekitar kapal. Zafar juga tidak berusaha melawan ketika ada perenang yang mencoba menyentuh dirinya. Maka bukan hal yang mengherankan kalau kemudian Zafar kemudian kolam menjadi idola gres di pantai tersebut. Zafar sendiri awalnya dikabakarkan menampakkan diri di dekat pelabuhan kota Brest. Di sanalah awalnya pelancong setempat mengenal Zafar sikap jinaknya. Saat ada orang yang mendayung di dekatnya, Zafar akan mengatakan sikap seperti ingin mengajak bermain. Lalu setelah itu, Zafar berpindah ke selatan – ke pantai kota kecil Landévennec yang berpenduduk hanya 300 jiwa.
Dengan melihat hal-hal tadi, maka keberadaan Zafar nampaknya menjadi berkah tersendiri bagi penduduk desa yang bersangkutan. Pasalnya tidak sedikit orang yang dengan sengaja jauh-jauh tiba ke pantai ini hanya untuk bertemu eksklusif dengan Zafar. Ditambah lagi tidak semua pantai mempunyai lumba-lumba jinak yang sanggup berinteraksi eksklusif dengan manusia. Namun ternyata anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Menjelang simpulan bulan Agustus lalu, Roger Lars selaku walikota Landévennec justru memerintahkan biar pantai tersebut segera ditutup setiap kali Zafar menampakkan diri. Ia beralasan kalau keberadaan Zafar justru membahayakan pengunjung pantai yang lain. Lho?
Lars mempunyai dasar pendapatnya sendiri ketika mengeluarkan perintah tersebut. Menurut Lars, Zafar belakangan mengatakan sikap absurd yang ia khawatirkan bakal membahayakan keselamatan pengunjung pantai. Perilaku absurd yang ia maksud yaitu Zafar kerap menggosok-gosokkan badannya sendiri ke tubuh kapal dan perenang. Ia bahkan tetap melaksanakan hal itu kendati sedang berada di perairan dangkal. Usut punya usut, sikap Zafar ini ternyata terjadi lantaran lumba-lumba tersebut kesepian. Karena ia tidak mempunyai lumba-lumba lain yang sanggup ia jadikan pasangan kawin, Zafar pun nekat melampiaskan hasrat seksualnya ke objek apapun yang kebetulan ada di dekatnya. Tak terkecuali insan dan bahkan benda mati macam kapal.
Mungkin akan ada sebagian dari anda yang beropini kalau tindakan yang dilakukan Zafar tersebut masih belum berbahaya. Namun fakta di lapangan kenyataannya tidaklah demikian. Selain membuat para perenang dan pengunjung pantai merasa terusik, Zafar juga mengatakan sikap yang terkesan posesif pada pengunjung pantai yang ada di dekatnya. Contoh kasus tersebut terjadi pada bulan Juli 2018 silam. Saat itu Zafar menolak membiarkan perenang pantai kembali ke daratan. Ia gres sanggup lepas dari Zafar setelah tim penyelamat mengirim kapal untuk menjemputnya. Dalam kasus lain, salah seorang pendayung bahtera mengaku kalau Zafar mencoba melompat ke arah kepalanya.
Sekedar info, lumba-lumba yaitu binatang sosial yang hidup berkelompok. Selain memudahkan lumba-lumba dalam mendapat pasangan kawin, hidup berkelompok juga membantu lumba-lumba bertahan hidup di tengah kerasnya kehidupan laut. Saat mencari makan misalnya, lumba-lumba dalam anggota kelompok yang sama sanggup saling membagi tugas. Ketika berhasil menemukan kawanan ikan makanannya, kelompok lumba-lumba tersebut akan mencoba menggiring kawanan ikan ke lokasi tertentu supaya mereka tidak sanggup melarikan diri dan gampang ditangkap.
Teknik kolaborasi serupa juga dipakai oleh lumba-lumba untuk mempertahankan diri dari binatang pemangsanya semisal hiu. Ketika ada lumba-lumba yang melihat pemangsa, ia akan memperingatkan anggota kelompok yang lain supaya bersikap waspada. Jika kelompok lumba-lumba tersebut diharuskan membela diri, mereka akan menyerang ikan hiu dengan cara menyerang serpihan lambungnya. Lumba-lumba jantan dan betina secara sekilas terlihat amat mirip satu sama lain. Namun masing-masingnya sanggup dibedakan dengan cara melihat serpihan bawah dekat ekornya. Jika lumba-lumba jantan mempunyai dua buah lubang yang bentuknya ibarat tanda seru, maka lumba-lumba betina hanya mempunyai satu buah lubang.
Lumba-lumba jantan sendiri mempunyai dua buah lubang lantaran di balik lubangnya yang berbentuk panjang, terdapat alat kelamin yang ia gunakan untuk mengawini betina lain. Sementara lubang lain yang berbentuk lebih kecil berfungsi sebagai daerah membuang tinja. Pada betina, hanya ada satu lubang di bawah ekornya lantaran lubang kelamin dan anusnya berada di lokasi yang sama. Lumba-lumba sendiri tidak mempunyai animo kawin yang jelas. Dengan kata lain, lumba-lumba sanggup melaksanakan relasi seksual dengan lawan jenisnya kapanpun ia mau. Lumba-lumba sendiri diketahui melaksanakan relasi seksual bukan semata-mata lantaran ingin membuat keturunan, tetapi juga untuk bersenang-senang semata layaknya manusia.
Kasus lumba-lumba tertarik dengan makhluk yang berbeda jenis sendiri ternyata sudah cukup usang diketahui oleh manusia. Di tahun 1960-an, NASA pernah menggelar penelitian untuk mengajari lumba-lumba membuat bunyi ibarat insan dan memahami bahasa Inggris. Dalam penelitian tersebut, para pawang lumba-lumba akan bekerja pada siang hari dan pergi pada malam hari. Namun salah seorang pawang yang berjulukan Margaret Howe memutuskan untuk melaksanakan eksperimennya sendiri. Ia menentukan untuk bermalam di daerah training lumba-lumba dan menghabiskan waktu lebih sering dengan salah seekor lumba-lumba yang berjulukan Peter. Seiring berjalannya waktu, Peter menunjukkann gejala ketertarikan pada Margaret dengan cara menggosok-gosokkan dirinya sendiri pada kaki atau tangan Margaret.
Kembali ke soal Zafar. Atas pertimbangan kalau tindakan Zafar sanggup membahayakan pengunjung pantai, larangan pun dijatuhkan oleh walikota Landévennec. Setiap kali Zafar menampakkan diri, maka pengunjung tidak diperbolehkan untuk berenang ataupun menyelam. Pengunjung juga dianjurkan untuk menjaga jarakhingga setidaknya 50 m dari Zafar untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Keputusan walikota tersebut turut direstui oleh pakar binatang bahari di kota Brest. Menurut sang pakar, kendati Zafar tidak berniat melukai manusia, ia tetap sanggup mencederai insan secara tidak sengaja jikalau seseorang terkena hantaman siripnya.
Namun ternyata tidak semua pihak menyambut baik tindakan dari walikota. Pengacara Erwan Le Cornec mempertanyakan keputusan Lars untuk melarang pengunjung mendekati Zafar. Menurut Cornec, keputusan Lars tersebut hanya didorong oleh ketakutan yang tidak berdasar. “Sudah berapa banyak kecelakaan yang terjadi dengan lumba-lumba di Finistère semenjak dua spesies ini bersama? Tidak ada,” tegasnya mirip yang dilansir oleh BBC.
Sumber :
http://www.dolphin-way.com/dolphins-%E2%80%93-the-facts/reproduction-and-parenting/#axzz5PuDklD5n
https://www.bbc.com/news/world-europe-45319658
https://www.livescience.com/63446-dolphin-shuts-down-beach-france.html
https://sciencing.com/dolphins-fight-sharks-4565479.html