Jadi Obat Mujarab Zaman Kuno, Tanaman Ini Kini Tergolong Narkoba
Yang namanya narkotika, terang tidak boleh oleh hukum. Bagi siapa pun yang menanam tumbuhan narkotika itu, maka akan diberi hukuman sesuai aturan yang berlaku. Padahal, pada zaman dulu, tumbuhan narkotika itu ditanam biar sanggup diracik menjadi obat yang mujarab untuk mengobati banyak sekali macam penyakit. Berikut ini yaitu tanaman narkotika yang pada zaman dulu sanggup dibentuk jadi obat mujarab.
Mungkin kalian masih belum mendengar tumbuhan yang satu ini. Peyote yaitu tumbuhan gurun sejenis kaktus, yang bila dikonsumsi sanggup menghasilkan pengaruh halusinasi yang kuat. Karena itulah, tumbuhan ini kerap dijadikan obat-obatan terlarang. Tanaman ini berasal dari Gurun Chihuahua, tepatnya di lembah Rio Grande, Texas, Amerika Serikat dan di selatan Luis Potosi, Meksiko. Namun, pada zaman dulu penduduk orisinil Amerika memakai tumbuhan ini sebagai obat. Sekitar tahun 8000 sampai 2000 SM, obat-obatan yang digunakan di Amerika Utara sebagian besar mengandung tumbuhan tersebut.
Konon, tumbuhan ini juga dijadikan teh ketika Perang Sipil. Dikatakan tentara di Texas sering minum teh peyote sebelum maju ke medan perang. Hal tersebut terbukti dengan adanya inovasi satu paket peyote di sebuah situs kuburan yang dibangun pada 3000 SM. Sahabat anehdidunia.com tumbuhan peyote memang gampang diracik menjadi sebuah obat. Hanya dengan merebus daunnya, nantinya tumbuhan itu akan bermetamorfosis menyerupai teh, dan sanggup diminum. Hanya saja, orang yang meminumnya akan mempunyai pengaruh samping, yaitu berhalusinasi.
Selain mempunyai pengaruh halusinasi, obat-obatan yang mengandung peyote mempunyai beberapa pengaruh lainnya sesudah dikonsumsi. Seseorang yang memakannya dalam jumlah kecil akan merasa berenergi, sedangkan bila dikonsumsi dalam jumlah besar akan menimbulkan mual selama beberapa jam. Peyote sendiri yaitu tumbuhan yang mempunyai ukuran kecil, dengan diameter kurang dari 12 cm dan berbentuk bulat. Batang peyote juga mempunyai khasiatnya sendiri. Orang Indian mengunyah batang peyote itu sebagai obat dan digunakan dalam upacara-upacara keagamaan.
Semua sudah niscaya tahu, bila tumbuhan ganja sering kita lihat dijadikan rokok mariyuana, yang menawarkan penggunanya pengaruh euforia (rasa bahagia yang berkepanjangan tanpa sebab). Konon, tumbuhan ganja ini sudah ada dan sering digunakan insan semenjak berabad-abad lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya temuan tumbuhan ganja di sebuah situs makam berumur 2.700 tahun di Tiongkok.
Meski mempunyai pengaruh euforia, ternyata tumbuhan ganja di beberapa negara Barat kerap digunakan untuk keperluan medis lantaran sanggup jadi penghilang rasa sakit, bahkan sanggup juga untuk mengobati banyak sekali penyakit, termasuk kanker. Selain untuk medis, ganja telah dikenal insan semenjak usang dan digunakan sebagai materi pembuat kantong tas, lantaran serat yang dihasilkannya kuat. Sahabat anehdidunia.com biji ganja juga digunakan sebagai sumber minyak. Namun, lantaran ganja juga dikenal sebagai narkotika dan kegunaan ini lebih bernilai ekonomi, maka orang banyak menyalahgunakan tumbuhan tersebut.
Efek negatif dari ganja secara umum yaitu pengguna akan menjadi malas dan otak akan lamban dalam berpikir. Namun pengaruh dari ganja sanggup berbeda tergantung dari penggunanya. Segolongan tertentu ada yang mencicipi pengaruh yang menciptakan mereka menjadi malas, sementara ada kelompok yang menjadi aktif, terutama dalam berpikir kreatif. Bagi yang belum tahu, tumbuhan ganja ini tingginya sanggup mencapai 2 meter, berdaun menjari, berbuah kecil-kecil dan terletak di ujung ranting. Ganja hanya tumbuh di pegunungan tropis dengan ketinggian di atas 1.000 meter di atas permukaan maritim (mdpl).
Dari daun koka ini sanggup dihasilkan kokain, yang termasuk sebagai obat-obatan terlarang. Namun, daun koka digunakan oleh suku kuno, yaitu Suku Maya, sebagai materi untuk menciptakan teh, dan juga jadi materi utama peracik obat kokain, lantaran mengandung 0,7% kokain. Daun koka diaplikasikan untuk fermentasi dan memproduksi obat stimulasi yang kuat. Bahkan dikatakan, obat yang dihasilkan dari daun koka merupakan salah satu obat paling ampuh di dunia. Dosis 100 gram daun koka mengandung vitamin, zat besi, kalsium dan fosfor yang diharapkan setiap hari untuk laki-laki dewasa. Tetapi apabila berlebihan sanggup membahayakan badan manusia.
Koka berbentuk semak duri hitam dan tumbuh dengan tinggi mencapai 2-3 meter. Cabang dari tumbuhan koka ini lurus dan daunnya berwarna hijau, tipis, gelap, oval, serta runcing di penggalan ujung. Yang khas dari daun koka ini yaitu daunnya dikelilingi dua garis melengkung membujur, satu garis di sisi lain daun dan yang paling terang di bawah daun. Sahabat anehdidunia.com daun koka juga sanggup dikunyah menyerupai mengunyah sirih. Semakin usang dikunyah, maka daun tersebut akan menawarkan sensasi segar pada mulut.
Wajar bila kalian tak mengenal atau melihat tumbuhan yang satu ini, lantaran memang keberadaannya yang sangat langka, bahkan tumbuhan ini dianggap sudah di ambang kepunahan. Biasanya tumbuhan ini digunakan untuk tujuan medis atau pengobatan. Tetapi bila benihnya difermentasi, maka tumbuhan ini sanggup jadi sangat memabukkan dan bermetamorfosis minuman yang nyaris serupa dengan bir, baik bentuk maupun warnanya.
Asal tumbuhan ini memang belum sanggup dipastikan, namun diperkirakan tumbuhan ini muncul pada tahun 1265 Masehi di tempat Eurasia. Henbane sanggup diolah menjadi jamu tradisional untuk sakit tulang, rematik, sakit gigi, asma, batuk, penyakit saraf dan sakit perut. Henbane juga sanggup digunakan sebagai analgesik, obat penenang, dan narkotika di beberapa budaya.
Selain menjadi tumbuhan obat, ternyata tumbuhan ini mempunyai pengaruh lain, menyerupai halusinasi, pupil membesar, gelisah dan kulit memerah. Ada juga pengaruh lain yang jarang terjadi menyerupai kejang, muntah, hipertensi, hiperpireksia dan ataksia. Sementara itu, pengaruh samping dari tumbuhan ini yaitu kekeringan di mulut, kebingungan, gangguan ingatan, dan rabun dekat. Jika mengkonsumsi tumbuhan ini secara berlebihan, maka sanggup menimbulkan delirium, koma, kesulitan pernapasan, sampai kematian.
Sesuai namanya, tumbuhan ini sanggup menciptakan penggunanya kecanduan. Candu yaitu materi dasar dari obat terlarang opium. Tanaman candu diduga sudah ada selama insan purba pertama hadir di Bumi. Selama berabad-abad, candu digunakan untuk tujuan pengobatan menyerupai penghilang rasa sakit, obat tidur, dan menyembuhkan diare. Sahabat anehdidunia.com kegunaan lainnya dari opium ini yaitu sanggup menjadi tumbuhan hias, lantaran bentuknya yang terbilang indah menyerupai bunga hias. Konon di Tiongkok pada masa ke-16, opium digunakan untuk meningkatkan gairah seks penduduk Tiongkok. Bahan candu berasal dari getah yang ditemukan di kulit bunga poppy. Getahnya mengandung sampai 12% morfin, yang dianggap sanggup meningkatkan gairah seksual penduduk Tiongkok.
Meski sudah ada semenjak zaman purba, namun budidaya tumbuhan candu diduga gres ada semenjak tahun 3.400 SM oleh bangsa Sumeria. Bangsa Sumeria pada ketika itu menyebut tumbuhan candu sebagai ‘tanaman kegembiraan’. Selain menjadi obat dan narkotika, opium juga sering dikaitkan dengan hal-hal mistis. Konon, pada zaman dulu opium dikaitkan dengan Dewa Tidur, Dewa Malam, dan Dewa Kematian. Kemungkinan opium dikaitkan dengan hal-hal tersebut lantaran memang opium sanggup menjadi obat tidur, dan sanggup menciptakan penggunanya menghadapi selesai hidup bila dikonsumsi secara berlebihan.
Opium sendiri merupakan tumbuhan semusim yang hanya sanggup dibudidayakan di pegunungan tempat subtropis. Tinggi tumbuhan hanya sekitar 1 meter. Daunnya jorong dengan tepi bergerigi. Bunga opium bertangkai panjang dan keluar dari ujung ranting. Satu tangkai hanya terdiri dari satu bunga dengan kuntum bermahkota putih, ungu, dengan pangkal putih serta merah cerah.
Nah, ternyata tumbuhan narkotika tak selamanya buruk, lantaran bila diolah dengan benar, maka tumbuhan narkotika itu sanggup menjadi obat yang mujarab, dan sanggup menyembuhkan banyak sekali macam penyakit. Sayangnya, di Indonesia, sudah ada aturan yang mengatur perihal budidaya tumbuhan narkotika ini. Dengan tujuan apa pun, bahkan untuk pengobatan sekalipun, penanam tumbuhan narkotika ini harus diproses secara hukum.
referensi
https://www.liputan6.com/global/read/3647529/8-jenis-tanaman-narkotika-ini-ternyata-jadi-obat-mujarab-di-zaman-kuno
https://id.wikipedia.org/wiki/Ganja
https://id.wikipedia.org/wiki/Opium