Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Orang Yang Lolos Dari Maut Dikala Situasi Genting

Semua orang pastinya tak ingin mendapat ancaman yang bisa mengancam nyawanya, namun kadang situasi mengharuskan kita untuk berhadapan dengan bahaya. Ada yang tak bisa selamat dari ancaman itu, dan ada juga yang berhasil selamat atau lolos dari situasi yang mengerikan dan mengancam nyawa itu. Nah, berikut ini dongeng yaitu orang-orang berutung yang berhasil selamat dari kematian dan situasi yang mengancam nyawa. Semoga kita selalu terlepas dari situasi berbahaya.

Dr. Leonid Rogozov

 Semua orang pastinya tak ingin mendapat ancaman yang bisa mengancam nyawanya Kisah Orang Yang Lolos Dari Kematian Ketika Situasi Genting

Pria ini yaitu seorang dokter muda yang pernah mencetak sejarah di bidang medis. Dalam keadaan terdesak, Leonid Rogozov terpaksa mengoperasi dan mengeluarkan usus buntunya sendiri, dan beliau pun berhasil melakukannya, sehingga beliau bisa terbebas dari situasi genting yang membahayakan nyawanya. Kisah dari dokter muda ini berawal pada tanggal 29 April 1961. Diketahui pada tanggal tersebut Dr. Leonid sedang jatuh sakit, dan sakitnya tidak mengecewakan parah. Dia mencicipi mual, lemas, suhu tubuh tinggi dan rasa sakit di kepingan bawah kanan. Menurut Leonid yang memang seorang dokter, beliau mengalami sakit usus buntu kronis.

Sialnya, ia gres mulai bekerja sebagai dokter di Stasiun Novolazarevskaya, Rusia, dan beliau satu-satunya dokter di stasiun tersebut. Selain itu, ia tidak bisa dibawa ke mana pun alasannya yaitu tidak ada pesawat di stasiun terdekat. Selain itu, cuaca jelek juga menciptakan tidak mungkin untuk terbang. Padahal, Leonid harus bertindak cepat alasannya yaitu penyakitnya itu bisa membunuhnya jikalau tak segera ditangani. Akhirnya, mau tak mau, suka tak suka, Leonid harus mengoperasi dirinya sendiri. Sahabat anehdidunia.com beliau harus membuka perutnya sendiri untuk mengeluarkan ususnya. Operasi pun mulai dilakukan sehari setelahnya, tanggal 30 April 1961.

Dalam melaksanakan operasinya, Leonid dibantu oleh orang yang sama sekali tidak berpengalaman dalam bidang kedokteran. Mereka yaitu Alexander Artemyev, jago meteorologi, yang membantu dengan peralatan medis, dan Zinovy Teplinsky, seorang insinyur mekanik yang memegang cermin dan lampu. Setelah menyuntikkan anestesi dengan novocaine, ia menciptakan sayatan sepanjang 12 cm di daerah tulang pinggul kanan. Dengan cermin dan proteksi rekan-rekannya tersebut, ia mulai mencari usus buntunya. Operasi tersebut hampir menimbulkan kedua asistennya pingsan. Kepala stasiun Vladislav Gerbovich, yang juga menghadiri operasi, mengenang bahwa kedua ajudan itu sangat pucat, namun berusaha keras biar tetap tenang.

Setelah beberapa lama, Leonid berhasil menemukan sumber masalahnya. Ususnya itu dikatakan telah menghitam, dan jikalau telat operasi sehari saja, sudah niscaya usus itu akan pecah dan membahayakan nyawanya. Akhirnya, operasi yang berlangsung selama 1 jam 45 menit itu berakhir sukses. Dalam 5 hari, suhu tubuhnya kembali normal, dan 2 hari kemudian jahitan dilepas. Hanya dua ahad sehabis pemulihan, Dr. Leonid bisa kembali meneliti.

Michelina Lewandowska

 Semua orang pastinya tak ingin mendapat ancaman yang bisa mengancam nyawanya Kisah Orang Yang Lolos Dari Kematian Ketika Situasi Genting

Michelina Lewandowska yaitu seorang perempuan asal Polandia berusia 27 tahun yang sudah mempunyai satu anak. Dia membesarkan anaknya itu seorang diri, alias single mother. Michelina juga diketahui pada waktu itu sudah mempunyai pacar berjulukan Marcin Kasprzak yang berusia 25 tahun. Namun, siapa sangka bahwa pacarnya sendirilah yang menciptakan Michelina harus menghadapi bahaya. Kasus ini terjadi pada tahun 2011. Sahabat anehdidunia.com menurut dokumen pengadilan, Marcin pada ketika itu bosan dengan Michelina, dan menciptakan rencana untuk membunuhnya. Rencana pun dilakukan. Marcin menyerang Michelina dengan taser gun bertegangan 300 ribu volt, dan membuatnya pingsan. Setelah pingsan, Marcin, dibantu dengan temannya yang berjulukan Patryk Boris, dimasukkan ke dalam kotak, dan dikubur hidup-hidup, berharap Michelina mati kehabisan napas.

Michelina pun tersadar, dan menemukan dirinya sudah berada di dalam sebuah kotak, yang dikubur di tengah hutan di daerah Huddersfield, Inggris. Saat itu beliau dalam kondisi tangan terikat lakban, begitu pula mulutnya ditempeli lakban. Posisi badannya ketika itu bersujud, dengan kepala menyentuh dasar kotak. Tentu saja, biar tak mati kehabisan napas, Michelina harus segera membebaskan diri dari kotak itu. Dia pun menyobek lakban yang mengikat tangannya memakai cincin tunangan yang berada di jari manisnya. Ajaibnya, lakban itu bisa tersobek.

Setelah itu, beliau pun berusaha menendang-nendang kotaknya dengan kakinya, dan berhasil mengeluarkan kepalanya dari dalam kotak tersebut, dan muncul di permukaan tanah yang penuh dengan dedaunan kering. Dia berusaha berteriak, dengan impian ada orang yang akan tiba menolongnya. Namun percuma, alasannya yaitu di tengah hutan mana mungkin ada orang. Masih belum menyerah, Michelina pun berusaha untuk keluar dari kotak itu, dan ajaibnya beliau berhasil keluar. Michelina kemudian berjalan terhuyung keluar dari hutan tersebut samapi ia menemukan sebuah jalan. Di jalan itulah beliau diselamatkan oleh seorang pengendara yang melintas. Michelina pun lolos dari kematian, hanya berkat proteksi dari cincin tunangannya.

Alistair Urquhart

 Semua orang pastinya tak ingin mendapat ancaman yang bisa mengancam nyawanya Kisah Orang Yang Lolos Dari Kematian Ketika Situasi Genting

Alistair Urquhart yaitu anggota resimen Skotlandia, Gordon Highlanders, yang ditempatkan di Singapura, pada zaman Perang Dunia II. Namun, pada Februari 1942, Jepang menyerbu ke Singapura, dan semua orang yang berada di sana ditangkap sebagai tawanan. Alistair merupakan salah satu orang dari 16 ribu tahanan perang yang dipaksa pasukan Jepang untuk membangun Jalur Kereta Burma-Siam, yang juga disebut Jalur Kematian. Ribuan tawanan perang tewas ketika bekerja di rel kereta api ini, namun Alistair entah bagaimana berhasil bertahan hidup. Padahal pada waktu itu Alistair sudah menderita kolera, kekurangan gizi, dan penuh luka dari pasukan Jepang.

Alistair kemudian dikirim ke Jepang memakai kapal berjulukan Kachidoki Maru. Bersama Alistair, terdapat ratusan tawanan lain di dalam kapal tersebut, dan mereka menderita banyak sekali penyakit, dehidrasi, bahkan ada kecenderungan untuk melaksanakan kanibalisme saking kurangnya asupan makanan pada mereka. Sahabat anehdidunia.com pada tanggal 12 September 1944, kapal tersebut karam alasannya yaitu terkena torpedo dari kapal milik Amerika Serikat, yang tak tahu bahwa di dalam kapal tersebut berisikan tawanan. Karena kejadian itu, Alistair terjatuh ke laut, dan sempat menelan menelan minyak dari kapal tersebut, yang menjadikan kerusakan permanen pada pita suaranya. Dia pun terapung di maritim selama 5 hari, hingga jadinya diselamatkan oleh kapal asal Jepang, dan dibawa ke Jepang.

Penderitaannya ternyata belum berakhir. Dia dikirim ke tambang batubara erat kota Nagasaki sebagai kepingan dari kamp kerja paksa para tahanan perang di sana. Tak lama, kota Nagasaki pun dijatuhi bom atom oleh Amerika Serikat. Bagaimana dengan nasib Alistair? Ternyata, Alistair berhasil selamat. Dia tak cuma berhasil kembali ke Skotlandia, tetapi ia hidup hingga usia 97 tahun dan meninggal dikelilingi oleh sobat dan keluarganya.

Holly Dunn


Kisah ini terjadi pada bulan Agustus 1997, dan Holly masih berusia 20 tahun serta berkuliah di Universitas Kentucky, Amerika Serikat. Pada ketika itu, Holly bersama pacarnya, Chris Maier, sedang menghadiri suatu pesta. Namun alasannya yaitu pestanya membosankan, Holly dan Chris pun meninggalkan tempat pesta itu, dan berjalan-jalan di rel kereta yang berada di erat tempat pesta tersebut. Mungkin mereka sedang sial, tiba-tiba ada orang tak dikenal muncul, dan menodong mereka dengan obeng (ada juga yang menyampaikan bahwa orang ini membawa pemecah es). Dia meminta sejumlah uang pada Holly dan Chris. Kemudian, beliau mengikat Holly dan Chris.

Naas, orang tak dikenal ini kemudian membunuh Chris dengan memakai watu yang dipukulkan ke kepalanya. Setelah itu, beliau pun memperkosa Holly. Meski dalam keadaan genting, Holly tetap berusaha untuk mengenali ciri-ciri sang pelaku, biar bisa menggambarkannya secara akurat jikalau Holly berhasil lolos nanti. Beruntung, pelaku tak membunuh Holly, dan meninggalkannya begitu saja. Meski demikian, kepingan mata dan rahang Holly sudah rusak. Holly pun tetapkan untuk mencari bantuan. Dengan tubuh penuh darah, Holly berhasil tiba ke rumah salah satu mahasiswi yang juga berkuliah di kampus yang sama dengan Holly.

Akhirnya, berkat proteksi Holly, sang pelaku yang jadinya teridentifikasi berjulukan Angel Maturino Resendiz berhasil ditangkap. Sahabat anehdidunia.com Angel Maturino Resendiz sendiri ternyata yaitu seorang pembunuh berantai, yang telah membunuh 15 orang, dan dikenal sebagai Railway Killer atau Pembunuh Rel Kereta. Berkat kesaksian Holly pula, Railway Killer jadinya dieksekusi mati dengan cara suntik mati pada tahun 2006.

Ghofran Ammar Diab

 Semua orang pastinya tak ingin mendapat ancaman yang bisa mengancam nyawanya Kisah Orang Yang Lolos Dari Kematian Ketika Situasi Genting

Ghofran Ammar Diab yang berusia 19 tahun dan suaminya berangkat ke klinik bersalin terdekat sekitar 20 km di luar Mosul di Irak. Meereka berpikir bahwa kunjungannya ke klinik bersalin itu bakal sama menyerupai hari-hari sebelumnya, namun mereka salah. Ketika suami Diab menunggu di luar, tanpa diduga, ISIS menyerbu daerah itu. Pada ketika pemeriksaannya selesai, Diab kemudian mencari suaminya, namun tidak pernah ditemukan lagi. Akhirnya, seorang perempuan berjulukan Sahar membiarkan Diab tinggal bersamanya selama 4 bulan.

Karena ISIS melarang penggunaan telepon, Diab tidak bisa memberi tahu keluarganya bahwa beliau baik-baik saja. Selama berada di bawah kekuasaan ISIS, problem utamanya yaitu kekurangan. Diab bertahan hidup dengan sesendok kecil pasta tomat yang dicampur air setiap hari. Pada ketika Diab siap melahirkan, beliau dan bayinya megalami kekurangan gizi. Sahabat anehdidunia.com mereka juga tidak bisa ke rumah sakit, jadi adik perempuan Sahar membantu proses kelahiran. Setelah lahir, anak Diab diberi nama Naba, yang berarti ‘berita baik’. Baik ibu dan bayi selamat, dan keduanya jadinya berhasil pulang dengan selamat ke ibu dari Diab.

ISIS pada waktu itu memang dikenal kejam, alasannya yaitu tanpa ragu membunuh siapa pun yang melawannya, menyerupai yang pernah heboh dulu mengenai video yang memperlihatkan ISIS menggorok leher jurnalis dari media barat. Untungnya, hal tersebut tak terjadi pada Diab.

Sungguh beruntung mereka bisa lolos dari kematian dan situasi berbahaya yang mengancam nyawa mereka. Bisa jadi, sehabis kejadian itu, mereka jadi lebih menghargai hidup.

referensi 
https://www.liputan6.com/global/read/3418501/kisah-dokter-soviet-yang-operasi-usus-buntunya-sendiri-di-antartika
http://www.tribunnews.com/internasional/2011/12/07/michelina-dikubur-hidup-hidup-oleh-tunangannya
https://en.wikipedia.org/wiki/Alistair_Urquhart
https://www.thisisinsider.com/incredible-survival-stories-2018-5