Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Naskah Film Tadbiyah Cinta Karya Kpid 2015 (Mt. Produksi Siaran Tv Dakwah)


TADBIYAH CINTA
TOKOH DAN PENOKOHAN:
Yumna Almakhvira as Isteri Pertama : Sholehah, sabar, baik, adil, tangguh, penyayang.
Nafiza Shasmira as Isteri kedua          : Sholehah, sabar, baik.
Athafariz Hizam as Suami                  : Baik, sedikit tempramental, tegas, egois.
Abrisam Rafif as bapak                      : Baik, dermawan, rendah hati, penyayang.
Ibu Aisyah (Panti)                               : Ramah
Anak kecil                                           : -
Dokter                                                 :-
Ibu sam                                               :
Ibu shasmira                                        :
Wali nikah                                           :
Para saksi                                            :
Pedagang                                            :
SCN 01
Extract             : Rumah Bapak – Ruang Tamu - interior
Suasana           : Day
Pelaku             : Athafariz, Pak sam.  
(Athafariz sedang bertaziah kerumah yumna, lantaran Ibunda Yumna yang gres meninggal)
Athafariz
Saya turut berdukacita pak atas meninggalnya almarhum ibu, semoga bapak dan dik Yumna dilapangkan hati untuk menerimanya. Dan mohon maaf gres dihari ketiga ini saya sanggup tiba kemari.
Pak sam
Iya nak, terimakasih sudah tiba kemari untuk melayad. Kepergian ibu sangat menyisakan kesedihan bagi saya dan Yumna, tapi yaah tak apa ini sudah kehendak Allah. Nak Atha, kalau boleh saya ingin bertanya.

Athafariz
Tentu pak.
Pak sam
Bagaimana korelasi nak Atha dengan putri saya Yumna?
Athafariz
Yaa pak, tentu saya sangat berniat baik kepada puteri bapak, bahkan dalam waktu bersahabat ini keluarga ingin segera kemari untuk melamar puteri bapak, tapi tetap saya akan terlebih dahulu menanyakan hal ini kepada bapak sebagai wali dari Yumna.
Pak sam
Saya sangat bahagia, pria baik menyerupai nak Atha ingin meminang puteri saya Yumna dan mendapatkan sgala kekurangannya. Tapi nak, tolong bila saya menyetujui ijab kabul kalian maka jangan pernah menciptakan Yumna menderita dan menangis. Karena ketika ini hanya dialah satu-satunya yang saya punya didunia ini.
Athafariz
Tentu pak, ini juga merupakan amanah terbesar dalam hidup saya. Maka izinkanlah saya untuk membahagiakan puteri bapak.
CUT TO
SCN 02
Extract             : Rumah bapak – Ruang Tamu – Interior
Suasana           : Day
Pelaku             : Pak Abrisam dan Yumna     
(Yumna tiba sembari membawakan teh)
Pak sam
Duduk sini nak bersahabat bapak.
Yumna
Ada apa pak?
Pak sam
Yumna puteri bapak yang baik, tempo hari nak Athafariz tiba kemari dan berniat untuk segera melamarmu. Mengingat kalian sudah saling mengenal dan keluarga nak Atha sangat baik, maka apakah Yumna mau dipinang dan menjadi isteri nak Atha?
Yumna
Kalau itu menjadi keputusan yang terbaik, dan bapak merestuinya tentu Yumna oke pak.
Pak sam
Kamu sudah Yakin? Sudah betul-betul dipikirkan? Bapak tentu tidak mau kalau kau menurutinya untuk menyenangkan hati bapak saja. Karena yang bapak inginkan yakni kebahagiaan untuk puteri bapak.
Yumna
Insyaallah pak, atas petunjuk dan ridha Allah, hati Yumna berkata menyerupai itu.
Pak sam
Baiklah, nak Atha bilang lusa dia bersama keluarganya akan segera kemari untuk melangsungkan pernikahan. Bapak doakan mudah-mudahan puteri bapak yang bagus ini selalu berlimpah kebahagiaan.
Yumna
Tapi Yumna ada satu seruan untuk bapak.
Pak sam
Apa nak? Sebutkan saja.
Yumna
Kalau Yumna sudah menikah nanti, maukah bapak tinggal bersama Yumna? Yumna tidak hingga hati kalau harus meninggalkan bapak sendirian.
Pak sam
Suamimu yakni orang yang baik, kalau dia mengizinkan, tentu bapak mau nak.
Yumna
Terimakasih pak.
CUT TO
SCN 03        
Extract             : Rumah Bapak – Ruang Tengah - Interior
Suasana           : Day
Pelaku             : Pak Abrisam, Yumna, Athafariz, para Saksi.
 (Prosesi Ijab Qobul)
Pak sam
Baik Nak Atha, sanggup kita mulai?
Athafariz
Silahkan pak.
Pak sam
Saya nikahkan dan kawinkan ananda Athafariz Hizam bin Abdurrahman Hizam kepada puteri saya Yumna Almakhvira dengan maskawin seperangkat aalat Shalat dibayar tunai.
Athafariz
Saya terima nikah dan kawinnya Yumna Almakhvira binti Abrisam Rafif dengan maskawin tersebut dibayar Tunai.
Pak sam
Bagaimana saksi?
Saksi
SAAAHH....
Seluruhnya
Alhamdulillah.
Pak sam
(Membaca doa) (Di shot)
CUT TO
SCN 04          
Extract             : dirumah Athafariz – Kamar – interior
Suasana           : Day
Pelaku             : Yumna dan Athafariz          
Athafariz
(Sedang menelepon) iyaa iyaa, tolong kau selesaikan saja administrasinya dulu nanti saya yang akan nemuin klaien kita itu.
Yumna
Mas Athaa... mau pakai kemeja yang mana hari ini? Yang putih atau yang biru?
Athafariz
emmmm.... yang biru aja deh dek.
Yumna
Yaah.. tapi mas atha lebih bagus pake kemeja warna putih looh.. yang putih aja ya?
Athafariz
(Sambil membawa kemeja putih dari tangan Yumna dan eksklusif dipakai) deekk... kau ini nawarin tapi malah gamau kalo mas milih. Yaudah, mas pake baju putih tiap hari biar kau seneng liat mas tiap hari. Gimana?
Yumna
Aaah mas sanggup aja. Jangan lupa wudhu dulu sebelum pergi dan berdoa untuk keselamatan mas diperjalanan.
Athafariz
Alhamdulillah sudah deek, mas berangkat dulu yaa..
Yumna
iya mas hati-hati dijalan...
Atha+Yumna
(gerakan perpisahan)
CUT TO
SCN 05         
Extract             : Rumah Atha – Ruang Tamu - Interior
Suasana           : Night
Pelaku             : Pak Abrisam, Yumna dan Athafariz
( 3 tahun berlalu, Athafariz dan Yumna belum juga dikaruniai keturunan, belum ada tangis tawa bawah umur dalam rumahtangga mereka)
(Yumna tiba membawa masakan kecil untuk bapak)
(Yumna dan bapak sedang mengobrol diruang tamu)
Pak sam
Naak.. bapak lihat tubuh kau agak berisi sekarang.
Yumna
Memangnya kenapa pak? Mungkin lantaran Yumna banyak makan akhir-akhir ini.
Pak sam
Kamu tidak sedang hamil kan?
Yumna
Belum ko pak, bergotong-royong Yumna jug ingin cepat-cepat punya momongan tapi belum dikasih oak.
Pak sam
Iyalah jangan ditunda-tunda, bapak kan sudah mulai tua, sudah saatnya menimbang cucu.
(Athafariz pulang dari kantor eksklusif ikut mengobrol sembari membawakan oleh2)
Athafariz
waah... kayanya lagi asyik ngobrol niih Yumna sama bapak. Sampe-sampe atha ucapin salam gaada yg denger. (sambil salam kepada pak sam)
Pak sam
waalaikumsalam nak.. (sambil tertawa kecil)
Athafariz
Lagi pada ngomongin apa siih?
Yumna
Ini loh mas, bapak bilang tubuh saya lebih berisi, bapak mastiin saya lagi hamil atau enggak.
Athafariz
Ooh gituu, iya pak doakan saja mudah2an cepat dikasih oleh Allah. Kan saya juga pengen ngasih cucu yang lucu buat bapak.
Pak sam
Jelas dong, ga lucu gimana ayah ibunya bagus dan tampan. Dan yang paling penting cucu bapak harus shaleh.
Athafariz
Tentu dong pak, ibunya saja solehah begitu saya yakin anak saya juga niscaya sholeh.
Yumna
maas... suka berlebihan deh.
Athafariz
Tapi malu-malu nya jangan diturunin nya pak ya.. (sambil bercanda kepada bapaknya)
Yumna
Mas Atha.. mau mengantar Yumna ke dokter kandungan?
(tiba-tiba suasana menjadi tidak enak)
Athafariz
ada apa memangnya dek?
Yumna
Yumna ingin periksakan diri, lantaran resah kenapa hingga ketika ini kita belum diberi keturunan. Padahal Yumna tahu, mas ingin sekali pumya anak.
Athafariz
Deek, segala sesuatu terjadi itu atas kehendak Allah. Kalau hingga kini kita belum juga diberi keturunan, berarti Allah menganggap kita memang belum layak untuk mempunyai keturunan, dan segala ketetapam Allah itu ialah sebaik-baiknya keadaan.
Yumna
Tapi apa mas tega malihat Yumna ingin tau menyerupai ini?
Pak Sam
Sudahlah, Antar saja isterimu.
Athafariz
Baiklah... siang ini kita berangkat ke dokter.
(berangkatlah Yumna dan Athafariz ke dokter)
CUT TO

SCN 06
Extract             : Ruang Dokter - Interior
Susana             : Day
Pelaku             : Dokter, Athafariz, Yumna
Dokter
Jadi begini bapak dan ibu atha, dari hasil USG diketahui ibu Atha ini mengidap penyakit Antibodi Anti-Sperma. Yang pada kondisi menyerupai ini, maka sperma akan dibunuh oleh sistem pertahanan tubuh ketika berada dalam susukan reproduksi perempuan sehingga akan kesulitan untuk membuahi sel telur. Dan ini merupakan penyebab mandul pada perempuan yang sulit untuk diatasi bahkan sulit untuk disembuhkan.
Athafariz
Dok, apa sakitnya isteri saya ini sanggup disembuhkan dok?  Dengan apapun dok contohnya operasi, atau terapi atau dengan apapun tolong bantu kami dok.
Dokter
Dari beberapa kasus serupa yang saya jumpai memang kemungkinan sembuh sangat tipis pak. Tapi yah kita berdoa saja kepada Allah, mudah2an isteri bapak sanggup sembuh.
(Athafariz dan Yumna kanget bukan kepalang mendengar klarifikasi tersebut, hati mereka hampa tak bertepi, serasa akan selalu ada kekurangan dalam rumahtangga mereka)
CUT TO
SCN 7
Extract             : Rumah Athafariz – Kamar - Interior
Suasana           : Night
Pelaku             : Athafariz, Yumna
Athafariz
Deek.. sudahlah jangan terlalu dipikirkan, mas mendapatkan apapun kekuranganmu dek. Kan kita sanggup adopsi anak dari panti misalnya. Itu juga bernilai pahala.
Yumna
Iya mas,Yumna tahu, mas hanya akan senang kalau mas punya anak dari darahdaging mas sendiri, bukan dari hasil adopsi.
Athafariz
Kita kan juga sedang ikhtiar dengancara berobat dek, kalaupun kini masih belum sanggup sembuh mungkin allah punya maksud lain. Kita berkhusnudzan saja ketika keinginan kita tidak tercapai maka niscaya allah punya jalan lain untuk kita mempunyai keturunan. Tapi ada baiknya kita cari anak asuh saja dari panti dek. Kan kata orang juga sanggup buat mancing. Siapa tau kalo udah ngurus anak, kau juga sanggup punya anak.
Yumna
Baiklah mas, saya mau. Tapi saya mau anak yang masih balita supaya sanggup mengurusnya semenjak kecil.
Athafariz
Baik dek giamana baiknya saja berdasarkan kamu.
Yumna
Nanti sore kita pergi ya mas, sebetulan saya kenal salah seorang pembina panti asuhan dikota ini.
Athafariz
(tersenyum sambil mengangguk)
CUT TO
SCN 08
Extract             : Panti Asuhan – Halaman - exterior
Suasana           : Day
Pelaku             : Athafariz, Yumna, Ibu Aisyah, Nafiza
(Yumna dan Athafariz sudah hingga ke panti asuhan yang dibina oleh Ibu Aisnyah, ketika sedang berjalan dihalaman panti, mata yumna disuguhi dengan pemandangan yang mengharukan ketika seorang perempuan sedang mengajari ngaji bawah umur panti, dengan memasang wajah besar hati seolah ingin memberi semangat bagi bawah umur panti yang kurang beruntung itu) dan entah mengapa Yumna terpikir untuk menyuruh Atha suaminya untuk menikah lagi dengan perempuan yang ia lihat tadi untuk mendapatkan keturunan dan membahagiakan suaminya)
(setibanya didepan pintu)
Athafariz
Dek.. kau liatin apa sih? Anak-anak yang mengaji itu?

Yumna
Emhh.. iya mas, pemandangan yang mengharukan.
(tok.... tok..... tok.....) Atha mengetuk pintu.
Athafariz
Assalamualaikum...
Bu aisyah
waalaikumsalam... (Sambil membukakan pintu)
Bu aisyah
masyaallah... neng Yumna?.
Yumna
Assalamalaikum ibuu.. ibu gimana kabarnya?
(Yumna dan ibu aisyah berpelukan dan masuk menuju rumah)
Bu aisyah
Alhamdulillah ibu baik, silahkan duduk nak. Bapak apa kabar dirumah?
Yumna
baik buu Alhamdulillah sehat.
Bu Aisyah
ada apa ini ko tumben sekali kesini?
Athafari
begini buu, kedatangan kami kesini ini, kami ingin mengadopsi salahsatu diantara anak panti yang yang ada disini bu.
Bu aisyah
looh kenapa mengadopsi?
Yumna
emm... ada dilema bu dengan kandungan yumna jadi hingga ketika ini kami belum punya anak. Makara kalau sanggup kami mau adopsi saja.


Bu Aisyah
yang sabar yaa neng, tapi sebelumnya Yumna dengan suami ini ingin anak yang umur berapa tahun usianya?
Athafariz
yaa akalau ada ingin yang masih balita buu, supaya sanggup kami urus semenjak kecil.
(Yumna terus termangu memikirkan perempuan yang tadi ia lihat)
Bu Aisyah
waah sayangnya disini kini tidak ada anak balita pak, terakhir ada ahad kemarin Alhamdulillah juga sudah ada yang mengadopsi.
Yumna
bu, perempuan yang sedang mengajar itu siapa yaa?
Bu aisyah
ohh, dia Nafiza shasmira, semenjak kecil dia tinggal disini, ibu yang mengurusnya. Dia anak yang baik dan juga pintar, sayangnya dia sudah yatim piatu semenjak kecil. Memangnya kenapa?       
Yumna
Aah tidak, hanya tanya saja. Kalau memng tidak ada anak yg balita kami pamitdulu saja buu, kapan-kapan kami silaturahmi lagi kesini. Daan ini ada sedikit rezeki untuk anak panti mudah-mudahan bermanfaat.
Bu aisyah
Dzazakallahu khairon katsirah Yumna, mudah-mudahan kebaikan kalain dibalas oleh Allah dan mudah-mudahan segera mendapat keturunan.
Athafariz
kalau begitu kami pamit bu, assalamualikum.
CUT TO
(scene 9)
Extract             : Rumah Atha – Ruang Tamu - Interior
Suasana           : Night
Pelaku             : Athafariz, Yumna, Abrisam
 (Yumna sedang termangu sendirian)
Athafariz
Ada apa dek ko ngelamun gitu?
Yumna
Aku ingin punya anak mas.
Athafariz
Iya deek, kita  cari lagi panti asuhan lain yah. Mudah-mudahan kita sanggup menemukan anak yang cocok untuk diadopsi.
Yumna
Kalau Yumna punya cara lain apa mas mau bantu?
(tanpa sepengetahuan Yumna dan Atha, ternyata pak sam sudah semenjak tadi menguping pembicaraan mereka dibalik pintu)
Athafariz
Cara apalagi dek? Tentu mas akan bantu, selama itu baik untuk kita, dan selama itu sanggup menciptakan kau senang kenapa tidak.
Yumna
Kalau saya minta mas untuk menikah lagi apa mas setuju?
Athafariz
Astagfirullahaladzim Yumna, kau itu bicara apa? Mas ga akan melaksanakan hal menyerupai itu. Apalagi mas tahu itu bakal menciptakan kau sedih dan kecewa nantinya.
Yumna
Tapi hanya dengan cara itu saya sanggup membahagiakan mas, supaya mas mempunyai keturunan dari darahdaging mas sendiri. Tolong mas.
Athafariz
tidak dek, tidak akan pernah.
Pak sam
Apa yang dikatakan suamimu itu benar nak, manamungkin Atha rela mempoligami kau hanya lantaran hal ini saja. (datang menghampiri)
Yumna
Yumna yakin bahkan bapak pun mencicipi bagaimana kebahagiaan mempunyai keturunan, yumna juga ingin orang yang yumna sayangi mencicipi hal menyerupai itu pak. Percayalah pak, Yumna selalu mengikuti kata hati, kata hati yang saya percaya semuanya berasal dari Allah. Kata hati yang dimana saya juga mempercayainya ketika Yumna menentukan mas Athar untuk menjadi suami pak.
Pak sam
Jangan salahkan siapaun kalau hingga ternyata keputusan yang kau ambil yakni keputusan yang paling salah. Dan jangan harap bapak mau tinggal disini, lantaran bapak manapun tidak akan tega melihat kehidupan rumahtangga anaknya yang tidak bahagia.(Pergi meninggalkan Yumna)
Athafariz
Deekk, tapi bukan dengan cara menyerupai ini. (dengan nada lirih)
Yumna
Yumna hanya meminta ini saja mas...
Athafariz
tidak dek.. maafkan mas.
(Atha pergi meninggalkan Yumna lantaran tidak mau lagi membahas hal ini.
CUT TO
SCN 10
Extract             : Panti asuhan – Madrasah – Interior 
Suasana           : Day
Pelaku             : Yumna dan Nafiza
(Yumna pergi ke panti bu aisyah untuk menemui Nafiza Shasmira, perempuan yang ia jumpai tempo hari, perempuan yang mencuri mata Yumna dengan kharismatik kebaikannya)
(saat itu Nafiza Shasmira sedang menulis di balkon panti)
Yumna
Assalamalikum Nafiz...
Nafiza
Waalaikumsalam, maaf mba mau cari siapa yaa?
Yumna
Emm perkenalkan nama saya Yumna Almakhvira. Dan saya kesini mau ketemu kau nafiz.
Nafiza
Oh begitu, barangkali ada yang sanggup saya bantu?
Yumna
Oya, ibu aisyah itu sobat Almarhum ibu saya makanya saya tau panti asuhan ini. tempo hari saya pernah melihat kau mengajar ngaji bawah umur panti ini. Kamu tidak bekerja ditempat lain?
            Nafiza
Ooh ini mba Yumna yang suka diceritakan umi yah ternyata. Iya mba saya hanya mengajar disini. Saya merasa terpanggil untu tetap menetap dipanti ini untuk ikut mengurus bawah umur panti. Karena saya ini semenjak kecil tinggal disini mba. Makara yaah merasa bertanggungjawab terhadap umi dan bawah umur panti yang lain.
Yumna
Wah sayang sekali yah padahal saya suka sekalicara kau mengajar anak-anak. Sangat energic dan luwes. Kalau kau mau kau sanggup bekerja di yayasan yang saya pimpin, kebetulan saya punya beberapa madrasah binaan. Tidak usah full seharian, hanya sore hari saja. Makara paginya kau sanggup menajar dipanti. Gimana nafiz?
Nafiza
Waah... saya ingin sekali mba. Memang harapan saya semenjak kecil ingin menjadi pengajar mba. Tapi saya harus minta izin umi aisyah dulu mba.
Yumna
Gausah Nafiz, saya tadi sudah bilang ke ibu Aisyah dan dia sudah setuju.
Nafiza
Alhamdulillah, terimakasih banyak mba, terimakasih ya Allah. Mba betul-betul orang yang baik. Saya gaakan melupakan kebaikan mba.
Yumna
Iya kalo gitu saya pamit dulu yah, ini alamat madrasah binaan saya. Mulai besok kau sudah boleh mengajar.
Nafiza
Baik Mba saya akan berusaha sebaik mungkin.

Yumna
Iyaa.. saya pamit yaa, Assalamalaikum...
Nafiza
Waalaikumsalam wr.wb...
CUT TO
(1 bulan kemudia)      
SCN 11
Extract             : Rumah Atha – Kamar - Interior
Suasana           : Day
Pelaku             : Athafariz dan Yumna
(Atha sedang mencari-cari sepatunya yang ia lupa disimpan dimana, namun tak menyerupai biasanya Yumna hanya membisu dan tidak membantu mencari)
Athafariz
Deek.. kau lihat kemeja mas ga dimana yang salur-salur?
Yumna
Tidak mas..
Athafariz
Deek, kau kenapa sih murung terus? Seperti orang resah terus?
Yumna
Mas... apa kau belum mau mengabulkan permintaanku sebulan yang lalu?
Athafariz
Poligami maksud kau dek? (Pasang wajah resah dan kesal)
Yumna
(Mengangguk dan terdiam)
Athafariz
Dek, mas kan sudah bilang mas sudah jelaskan.

Yumna
Apa mas mau rumahtangga kita menyerupai ini terus?
Athafariz
Tapi mas juga tidak mau rumahtangga kita rusak lantaran poligami dek. Mas sudah kesepakatan tidak akan menyakitimu.
Yumna
Tidak ada yang dirusak mas, saya ikhlas, saya hanya ingin membahagiakan mas lantaran saya tahu ketika ini yang sanggup menciptakan mas senang yakni kehadiran anak.
Athafariz
Tidak ada yang nrimo untuk dipoligami dek, tidak ada yang bahagia, dalam poliga semuanya saling mengorbankan perasaan.
Yumna
Tapi Aku Ikhlas mas!!! (dengan nada agak tinggi dan menyambar pembicaraan atha)
Athafariz
Baik kalau itu mau kamu, kalau itu sanggup menciptakan kau bahagia.(dengan nada lirih)
CUT TO
SCN 12
Extract             : Madrasah binaan Yumna – Taman - Exterior
Suasana           : Day
Pelaku             : Yumna dan Nafiza   
(Nafiza sedang duduk diteras madrasah)
Yumna
Nafiiz... Assalamalikum..
Nafiza
Mbaa... waalaikumsalam
Yumna
Kamu lagi apa?

Nafiz
Ini mba saya rekab bolos anak-anak. Mba kenapa ko matanya sembab begitu?
Yumna
Emm iya ini saya sedang ada dilema nafiz, kau tahu kan probelem saya dengan suami.
Nafiz
Oh itu, iya mba yang sabar yah. Mudah-mudahan segera ada jalan keluar untuk permasalahan keluarga mba.
Yumna
Nafiz kau mau bantu saya?
Nafiz
Bantu? Bantu bagaimana mba maksudnya?
Yumna
Kamu mau kan menjadi isteri keduanya mas athafariz? Bantu mba membahagiakannya nafiz, mba mohon.
Nafiz
Mba saya ga paham maksud mba gimana? (Nada panik)
Yumna
Mba ingin membahagiakan mas Atha nafiz, mba ingin mas Atha punya anak dari darahdagingnya sendiri.
Nafiz
Tapi mba saya ngga bisa, saya ngga sanggup mengecewakan orang yang sudah baik sekali sama saya mba.
Yumna
Kalau nyatanya saya tidak kecewa? Kalau nyatanya saya malah bahagia?
Nafiz
(menoleh kearah yumna dengan lirih)
CUT TO

SCN 13
Extract             : Balai nikah – Interior
Suasana           : Day
Pelaku             : Wali nikah, Athafariz, Nafiza, Yumna, para saksi   
(Atha menikah dalam keadaan yang membingungkan)
(saat ijab kabul Atha dan Nafiza, sekuat-kuatnya Yumna tetap saja wanita, dia menangis dibalik pintu)
Wali nikah
Baik Nak Atha, sanggup kita mulai?
Athafariz
Silahkan pak.
Wali nikah
Saya nikahkan dan kawinkan ananda Athafariz Hizam bin Abdurrahman Hizam kepada ananda Nafiza Shasmira dengan maskawin seperangkat aalat Shalat dibayar tunai.
Athafariz
Saya terima nikah dan kawinnya Nafiza Shasmira dengan maskawin tersebut dibayar Tunai.
Wali nikah
Bagaimana saksi?
Saksi
SAAAHH....
Seluruhnya
Alhamdulillah.
(Adegan dibentuk tanpa bunyi pemain, hanya menggunakan musik)
CUT TO


SCN 14
Extract             : Runah Athafariz – Kamar Nafiza – Interior
Suasana           : Day
Pelaku             : Yumna dan Nafiza   
(Yumna, Nafiza, dan Athafariz tinggal di satu rumah yang sama, hanya saja pak sam ayahanda Yumna lebih menentukan kembali dirumahnya yang dulu dan tinggal disana lantaran tidak tega melihat jalan kehidupan yang dipilih anaknya)
Yumna
Nafiiizz, assalamualikum... (Yumna memasuki kamar Nafiz sambil membawa baju-baju Atha)
Nafiza
iya mba waalaikumsalam.
Yumna
Ini mba udah setrikain baju-bajunya mas Atha, nanti kau kasih yaa.
Nafiza
iya mba, makasih (terbata-bata, grogi, malu, bingung)
Yumna
emmm yaudah kalo gitu mba keluar dulu ya.
Nafiza
(Mengangguk)
Yumna
Keluar kamar dan menghela nafas panjang dibelakang pintu.
CUT TO
SCN 15          
Extract             : Rumah Athafariz – Kamar Athafariz – Interior
Suasana           : Day
Pelaku             : Athafariz dan Nafiza

Nafiza
Assalamualikum... tok tok tok.
Athafariz
ya masuk..
Nafiza
emm.. maaf mas, saya mau menganterin baju ini buat  mas pake.
Athafariz
loh kok kau tahu saya pake baju itu?
Nafiza
iya tadi dikasih tau mba Yumna mas.
Athafariz
oh iya kalo gitu makasih.
Nafiza
(Tanpa ada kata-kata lagi nafiza menghampiri sepatu Athafariz yang berada didepan pintu untuk disemir. Melihat hal ini Atha rerenyuh hatinya dan juga menyadari bahwa Nafiza juga istrinya yang mempunyai hak yang sama dan istrinya yang juga shalehah)
Athafariz
(memandang dengan haru)
CUT TO
SCN 16
Extract             : Rumah Athafariz – Halaman - Exterior
Suasana           : Day
Pelaku             : Yumna, Athafariz, Nafiza   
Yumna
Sebelum berangkat sudah berwudhu mas?
Athafariz
Sudah dek.. (Sambil menggunakan sepatu)
( Yumna menyadari pagi itu sepatu suaminya sangat mengkilat, padahal suaminya bukan type yang suka membersihkan sepatunya sendiri)
(Yumna memandang sepatu Athafariz, sembari menyadari bahwa Nafiza lah yang menyemir sepatu Athafariz)
Athafariz
Mas berangkat dulu yaa,
Yumna
eummm iya mas, bentar. Nafiiizz, sinii mas Atha mau berangkat.
Nafiza
Iya mbaa... (keluar dari rumah), nafiz eksklusif mengulurkan tangannya kepada Atha.
Athafariz
mas Berwudzu Nafiz...
Nafiz
Oh iya maaf mas.
Athafariz
Mas berangkat yaa.. (Salam perpisahan Pada yumna)
(salam perpisahan pada Nafiz)
Yumna
(Tersenyum parau)
CUT TO
SCN 17
Extract             : pedagang – Kedai Bakso - Exterior
Suasana           : Day
Pelaku             :Athafariz, kang baso 
(Athafariz pulang dari kantor dan ingin membelikan makanan, dan dalam segala aktivitasnya kini tidak nya ada yumna, namun dia juga selalu ingat pada nafiz)
Athafariz
Mba mau Baksonya 2 yaa
Kangbaso
iya mas
Athafariz
aaaaa... 3 aja maksudnya.
Kangbaso
3 aja mas?
Athafariz
emm... iyaa...
CUT TO
(dua tahun kemudian)
SCN 18
Extract             : rumah Athafariz – Ruang Tamu - Interior
Suasana           : Day
Pelaku             : Athafariz, Nafiza, Yumna
Athafariz
Sayang.. anak ayah sakit, cepet sembuh yaa.. dimanakan obatnya. Ke ibu lagi yaaa.. buuu... ini sicantik mau ke ibuu...
Nafiza
Iyaaa... sini ke ibuu.
Yumna
Nafiiz.. niih tolong pake kayuputih biar ga kedinginan.
Nafiza
Iya mba makasih yaa...
Yumna
Wahh.... Amira kalungnya gres yaa?
Nafiza
Iya mba ini kalung dikasih sama Alhamrhum ibu aku, terus kini saya kasih deh ke Amira. Bagus kan?
Yumna
Iyaa bagus,  ada nama neneknya lagi yaa.
Nafiza
Iya mba, biar dia juga tau juga nama neneknya sama wajah neneknya. Walaupun mungkin dia gaakan pernah tau apa-apa perihal kakeknya yang bahkan akupun gak tau siapa.
Yumna
Udah nafiiiz... jangan sedih ahh, nanti amira ikutan sedih...
(mendengar info Athafariz sudah punya anak dari Nafiza, Pak sam ayahanda dari Yumna berinisiatif untuk menengok kerumah menantunya itu, memastikan anaknya baik-baik saja)
CUT TO
SCN 19
Extract             : Rumah Atha – Ruang Tamu – Interior
Suasana           : Day
Pelaku             : Pak Abrisam, Nafiza, Yumna, Athafariz
Pak sam
Tok tok tok... Assalamualaikum...
(Ternyata yang membukakan pintu bukan anaknya, melainkan isteri kedua Atha, yakni Nafiza, namun entah perasaan apa yang merasuki pak sam, ia merasa terenyuh melihat Nafiza menggendong seorang anak yang menciptakan sisi batin nya sebagai orangtua terenyuh untuk menggendong anak itu)
Nafiza
Pak sam... silahkan masuk.
(didalam ada Yumna dan Athafariz sedang berbincang-bincang)
Athafariz
Bapak? Assalamualikum bapak sehat?
(Athafariz menyalami pak sam diikuti oleh Yumna)


Pak sam
senang melihat kalian rukun.. ternyata bapak salah dulu sempat tidak percaya dengan pilihan anak bapak yang bijaksana ini. (sambil melirik kepada Yumna)
Yumna
(tersenyum haru) yaumna ambilkan minum ya pak.
(Lalu Athafariz, bapak, dan Nafiza duduk bertiga diruang tamu sentara Yumna membawakan minum untuk ayahnya)
Pak sam
Siapa nama anakmu Atha?
Athafariz
Amira pak..
Pak sam
nama yang cantik, secantik parasnya. Boleh saya gendong?
(dengan penuh haru akan kerinduannya kepada seorang cucu, digendongnyalah anak atha dan Nafiza)
(namun alangkah terkejutnya pak sam ketika melihat kalung yang digunakan oleh anak itu)
Pak sam
(Dibaca agak terbata-bata) ddari mana dia sanggup kalung ini?
Nafiza
itu kalung pemberian ibu saya sebelum dia meninggal pak.
Pak sam
ttiidaak, berarti kkamu, nnafiza, kau itu anak saya nafizaaa... aa... aa... (menangis lirih)
Athafariz
maksudnya apa pak?
Pak sam
(bercerita flashback)
Pak sam
jadi kau itu anakku Nafizaa.... (dengan nada lirih)
(tanpa mereka sadari nafiza yang sendang membawakan minum ternyata juga mendengarkan percakapan mereka bertiga)
CUT TO
SCENE FLASHBACK
SCN 20
Extract             : Rumah Pak sam – Ruang Tamu – Interior
Suasana           : Day
Pelaku             : Pak Abrisam, Isteri Pertama Pak Abrisam.
(Sambil Ibu menggunting kuku)
Pak sam
buu, ada yang mau saya bicarakan.
Bu sam
tentang apa pak?
Pak sam
kalau bapak ingin poligami, apa ibu akan mengizinkan?
Bu sam
Apa? Bapak mau nikah lagi? Ngga, sampe bapak memohon kaya apapun saya gaakan mengizinkan! (Nada tinggi marah)
Pak sam
Yasudah terserah! Tanpa ibu izinkanpun saya akan tetap menikah lagi. Suruh siapa ibu hingga ketika ini belum sanggup ngasih keturunan buat saya.  (langsung pergi meninggalkan ibu)
Bu sam
(murung)
CUT TO
SCN 21
(Scene 21 adegan ijab kabul bapak dan selingkuhannya, tanpa bunyi hanya pakai backsound)
Extract            : Balai nikah – Interior
Suasana           : Day
Pelaku             : Pak Abrisam, Ibu Shasmira, wali, saksi, penghulu.
CUT TO
SCN 22
(Reka adegan)
Extract            : Rumah Pak Abrisam – Ruang Tamu – Interior
Susana             : Night
Pelaku             : Pak Abrisam, Ibu Abrisam
 (isteri ke 2 pak sam menunjukkan tespack positive kepada pak sam)
(saat pak sam pulang dari kantor kerumah isteri pertama, ternyata isteri pertama juga hamil dan mengambarkan hasil tespack namun pak sam resah dan balasannya mengakui kalau dia dulu jadi menikah lagi dan ketika ini isteri keduanya juga sedang hamil)
Ibu Sam
pak, Alhamdulillah balasannya keinginan kita selama ini terwujud juga.
Pak sam
Maksudnya apa buu? Yg terperinci dong kalau bicara.
Ibu Sam
(Hanya tersenyum dan menawarkan hasil Tespack)
Pak Sam
Alhamdulillah (Senang tapi bingung), tapi bu, ada yg lebih penting yg juga mau bapak biacarakan.
Ibu Sam
apa pak? Katakan aja.
Pak Sam
sebenarnya, keinginan bapak tempo kemudian untuk menikah lagiii.... emmm maafkan bapak bu, bapak sudah melakukannya.

Ibu sam
Jadi bapak? (Pergi berlari menuju kamar meninggalkan bapak)
CUT TO                                                            
SCN 23
Extract            : Rumah Ibu shasmira – Ruang Tamu
Suasana          : Day
Pelaku             : Isteri pertama dan kedua pak Abrisam        
(isteri pertama pak sam menemui isteri kedua pak sam dan memaki-maki dan menyuruhnya untuk pergi meninggalkan kehidupan pak sam)
Ibu Sam
Tok... tok.... tok...
Ibu Shasmira
(membuka pintu, dengan mimik terkejut) Aada apa ya?
Ibu sam
saya mau bicara sama kamu.
Ibu shasmira
Maa maasuk dulu mba.
Ibu sam
gak perlu, kau harus memahami situasi kita, kita itu sama-sama wanita, kita tidak akan bahagian dengan sebuah kehidupan poligami, kau niscaya mengerti maksud saya. Dan yang paling penting, ketika ini saya sedang hamil, dan saya sebagai isteri sah dari Mas Abrisam, saya ingin kau pergi jauh meninggalkan kehidupan saya dan Mas Abrisam. Karena kini gak ada lagi kawasan buat kamu. (Diucapkan dengan nada ketus) (Langsung pergi tanpa permisi)
Ibu Shasmira
(tertunduk lemas tanpa kata2 apapun dan mata berlinang air mata)
CUT TO


SCN 24
Extract            : Rumah Ibu shasmira – Halaman Depan - Exterior
Suasana           : Day
Pelaku             : Pak Abrisam
(pak sam tiba kerumah isteri kedua dan alangkah terkejutnya dia saaat ia menemui rumah isteri keduanya sudah kosong dan isteri keduanya semenjak ketika itu tidak sanggup dihubungi)
SCN 25
Extract             : Rumah Atha – Ruang Tamu – Interior
Suasana           : Day
Pelaku             : Pak Abrisam, Yumna, Nafiza, Athafariz
(Yumna menjatuhkan gelas yang ia bawa saking kagetnya dan menangis sambil berlutut)
(pak sam menghampiri Yumna)
Pak sam
maafkan bapak Naak, bapak tidak tau kalau balasannya akan menyerupai inii...
Yumna
jadi itu alasan bapak melarang saya menikahkan mas atha dengan perempuan lain? Bapak takut kalau saya sanggup hamil juga menyerupai ibu?
Pak sam
Yumnaa...
Yumna
sudahlah pak.. toh semuanya sudah terjadi. Mungkin ini yang terbaik ditakdirkan yang kuasa untuk keluarga kita.
(Yumna lantas menghampiri Athafariz)
Yumna
mas Atha, alasannya yakni saya telah mencintaimu, manakala itu saya tidak ridho bila kau terjebak kedalam suatu yang haram dan dihentikan Allah. Yakni menikahi 2 perempuan yang bersaudara. Maka demi saya jadilah kau pemimpin bagi adindaku Nafiza Shasmira. (lalu beralis pandang ke Nafiza) dan alasannya yakni saya mempercayaimu, manakala itu jadikanlah athafariz sebagai topangan bagi hatimu.
Nafiza
tidak mbaa, mas Atha hanya menyayangi mba Yumna.
(Atha hanya bertatapan kosong tanpa bicara seolah begitu terpukul dengan semua ini)
Yumna
bantu saya bertanggungjawab atas kelalaian orangtuaku, bantu saya menebus dosa orangtuaku yang telah menciptakan Nafiz semenjak kecil menderita lantaran hidup tanpa kasih sayang keluarga. Juga ingatlah malaikat kecil yang telah ada didalam biduk rumahtangga kalian. Semoga kau faham.
(seolah mohon pengertian Atha)
(Lalu beranjak pergi meninggalkan Athafariz dan Nafiz)
CUT TO
SCN 26
Extract             : Rumah Athafariz – Halaman - Exterior
Suasana           : Day
Pelaku             : Pak Abrisam, Yumna, Nafiza, Athafariz
(saat yumna dan pak samakan pergi keluar dari rumah Atha)
(Nafiza dan Atha muncul dari balik pintu rumah)
Nafiza
Mba Yumnaa, bapak.. (lalu berlari menghampiri bapak dan Yumna)
             (sambil menangis Nafiza memeluk Yumna) 
(dan dengan kebesaran hati untuk memaafkan, Athafariz pun menghampiri bapak dan memeluknya)
(Adegan menghampiri tisak bersamaan, atha menghampiri bapak lantaran merasa terbuka hatinya untuk memaafkan bapak sesudah melihat kebesaran hati Yumna dan Nafiza)
CUT TO
THE AND