Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Upacara Hut Kota Di Maluku Pakai Bendo Sungguhan

Upacara HUT Kota di Maluku Pakai Parang Sungguhan - Upacara memperingati hari ulang tahun kota Masohi, yang merupakan salah satu kota dari kabupaten tertua di Maluku ini, menggunakan bendo atau pedang beneran. HUT Kota Masohi yang jatuh sempurna tanggal 3 November selalu diperingati tiap tahunnya. Dalam sejarah berdirinya kota Masohi awalnya diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia yang pertama, Bapak Ir. Soekarno. Hingga sekarang sempurna berusia 61 Tahun.

Selain perayaan HUT Kota Masohi yang sering diisi dengan bebagai ivent, pemerintah kota Masohi juga menggelar upacara formal, yaitu upacara peringatan HUT Kota yang tiap tahun diselenggarakan.

Sejarah berdirinya kota Masohi, tidak sanggup dipisahkan dengan usaha para leluhur, tokoh budbahasa dan masyarakat setempat, yang berdomesili di kota Masohi. Masyarakat yang masih menempel dengan budbahasa leluhurnya, sudah semenjak usang secara turun - temurun dilestarikan. Terbentuknya kota Masohi yang melibatkan masyarakat adat, merupakan sejarah yang tidak sanggup dilepas pisahkan. Persetujuan masyarakat budbahasa kala itu, untuk merestui di bentuknya kota Masohi bersama pemerintah, sekarang diwujudkan dalam sebuah dongeng sejarah yang akan dikenang sepanjang masa.

Upacara HUT Kota di Maluku Pakai Parang Sungguhan Upacara HUT Kota di Maluku Pakai Parang Sungguhan
Upacara HUT Kota di Maluku Pakai Parang Sungguhan

Masyarakat budbahasa Negeri Amahai, yang terlibat sebagai masyarakat adat, setiap dilaksanakannya perayaan HUT Kota Masohi selalu terlibat mengisi acara. Acara yang dirangkum sebagai penyerahan kapata kepada Bupati Maluku Tengah dalam hal ini mewakili pemerintah.

Kapata yang diserahkan dari tokoh adata perwakilan dari negeri Amahai, berupa bendera yang nantinya diserahkan pribadi kepada Bupati Kabupaten maluku Tengah sebagai menandakan awal dimulainya/ penyerahan kota kepada pemerintah.

Penyerahan kapata ini sedikit berbeda alasannya diiringi dengan tari cakalele yang menjadi tarian khas budbahasa orang Maluku, tarian ini dilakoni oleh masyarakat budbahasa Negeri Amahai dan menggunakan parang/pedang  beneran. Suasana tari cakalele dan teriakan dengan menggunakan bahasa budbahasa dan tarian cakalele menciptakan upacara yang diselenggarakan di lapangan Nusantara Masohi ini berlangsung sangat hikmat. Selesai diadakan penyerahan kapata gres dilanjutkan dengan program perayaan upacara HUT Kota Masohi yang dipimpin pribadi oleh Bupati Kabupaten Maluku Tengah, Bapak Tuasikal Abua.