Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makna Tumpek Landep Dan Filosofinya

Pulau Bali populer akan kekayaan Budaya dan tradisi dalam fatwa agama Hindu Makna Tumpek Landep dan Filosofinya
Foto dari via Instagram (mohon maaf )

Pulau Bali populer akan kekayaan Budaya dan tradisi dalam fatwa agama Hindu. Salah satu budaya dan tradisi tersebut yaitu Tumpek Landep. Tumpek Landep yaitu hari dimana umat Hindu Bali memuja Sang Hyang Siwa Pasupati yaitu dewaya taksu. Hari Tumpek Landep merupakan rentetan sehabis hari raya saraswati. Dimana umat Hindu Bali melaksanakan puji shukur kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa (Tuhan yang maha esa) atas berkah yang diberikannya dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Pasupati.

Makna dari Tumpek Landep

Tumpek Landep jatuh setiap saniscafa/hari sabtu Kliwon Wuku Landep, dalam hitungan kalender Bali, hari raya ini selalu diratakan setiap 210 hari sekali. Kata Tumpek sendiri berasal dari kata “Metu” yang artinya bertemu dan “Mpek” artinya akhir, jadi Tumpek merupakan hari pertemuan wewaran Panca Wara dan Sapta Wara, dimana Panca Wara diakhiri dengan kliwon sedangkan Sapta Wara diakhiri dengan Saniscara (Sabtu). Sedangkan Landep sendiri diartiktkan tajam atau runcing, maka dari itu, beberapa pusaka yang beraifat tajam dan runcing di upacarai seperti, pisau, keris dan lain-lain.

Senjata tajam dan runcing sudah meluas artiannya. Tak hanya pisau, keris, benda-benda menyerupai elektronik, kendaraan menyerupai mobil, motor juga ikut di upacarai. Namun, ada beberapa hal yang perlu diketahui dan dilarang disalah artikan, dalam konteks ini Tumpek Landep yaitu memberi sesajen atau mengupacarai benda-benda berupa tajam dan runcing menyerupai arti dalam tumpek landep tersebut.

Filosofi Tumpek Landep

Landep yang berati tajam mempunyai filosofi bahwa tumpek landep merupakan tonggak penajaman, citta, budi, dan manah (pikiran). Dengan demikian umat akan selalu berpikiran yang tajam, jernih, dan landasan nilai-nilai agama. Dengan pemikiran yang tajam, jernih dan suci umat sanggup membedakan mana yang cantik atau sebaliknya.

Tumpek Landep murupakan tonggak mulat sarira atau intropeksi diri untuk memperbaiki perbuatan untuk mencapai nilai-nilai suci dalam fatwa agama. Saat hari Tumpek Landep umat Hindu Bali hendaknya melaksanakan persembahyangan di sanggah/merajan serta ke Pura (tempat suci) untuk memohon kepada Sang Hyang Pasupati biar diberi kerajaman pikiran sehingga menjadi orang yang mempunyai kegunaan bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Pada hari raya Tumpek Landep juga dilakukan pencucian dan penyucian senjata warisan leluhur.

Menurut Ida Pedanda Made Gunung dalam darma wecananya, gotong royong upacara terhadap motor, kendaraan beroda empat dan elektronik lainnya lebih sempurna dilaksanakan pada tumpek kuningan, sebagai ucapan shukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas anugrahnya, sarana dan perasrana biar mempermudah aktifitas umat, serta memohon biar kendaraan tersebut sanggup berfunsi dengan baik dan tidak mencelakakan.

Kesimpulan

Menurut kami pada hari raya Tumpek Landep hal yang paling penting dan utama yaitu mengasah pikiran cita, kebijaksanaan dan perulaku yang tajam, setidaknya kita sanggup memerangi kebodohan, kegelapan, kesengsaraan untuk menjadi yang lebih baik.