Unik, Desa Shani Shingnapur Rumah Warga Tidak Menggunakan Pintu
Saat mendirikan rumah, daun pintu dan kuncinya ialah hal yang wajib dimiliki. Tujuannya jelas, biar rumah yang bersangkutan tetap kondusif dan tidak sanggup dimasuki sembarang orang. Namun nasihat demikian tidak berlaku untuk warga desa Shani Shingnapur. Pasalnya di desa ini, rumah-rumahnya tidak dilengkapi dengan daun pintu sama sekali. Desa unik tersebut terletak di negara bab Maharashtra, India tengah. Di desa ini, pintu masing-masing rumah tidak dilengkapi dengan daun pintu. Sebagai akibatnya, siapapun secara teotiris sanggup keluar masuk ke sembarang rumah dengan mudah.
Jika sudah begitu, bukankah itu berarti rumah-rumah di desa ini rawan dimasuki pencuri? Warga desa Shani Shingnapur ternyata tidak gentar. Mereka justru tidak ambil pusing bila ada orang yang berani melaksanakan kejahatan di desa mereka. Sahabat anehdidunia.com warga desa Shani Shingnapur ternyata mempunyai alasannya sendiri untuk bersikap tidak takut kepada pencuri atau perampok yang mungkin menyantroni rumah mereka. Menurut kepercayaan mereka, desa mereka bakal senantiasa kondusif dari kejahatan alasannya ialah berada di bawah pinjaman Dewa Shani, yang kuasa agama Hindu yang kerap diasosiasikan dengan Planet Saturnus.
Bahkan kalaupun ada orang yang berani mencuri, mereka meyakini kalau orang tersebut tidak akan sanggup keluar dari desa alasannya ialah adanya campur tangan dari Dewa Shani. “Kekuatan Dewa Shani ialah bila seseorang berani mencuri, kemudian ia berjalan sepanjang malam dan menerka sudah keluar dari desa, ia akan tetap berada di desa ini ketika matahari sudah terbit,” kata Balasaheb Borude yang sehari-harinya bekerja di lumbung. Menurut penuturan warga lain menyerupai yang dilansir oleh BBC, kekuatan Dewa Shani belum terbatas hingga di sana. Mereka yang berani melaksanakan pencurian dikabarkan bakal kehilangan penglihatannya. Sementara mereka yang berani berlaku tidak jujur di desa ini bakal mendapat kesialan selama 7,5 tahun.
Berkat adanya keyakinan tersebut, warga desa tidak hanya berani mendirikan rumah tanpa memasangkan daun pintu. Mereka juga tidak takut ketika harus menyimpan barang-barang berharga di dalam rumah mereka sendiri. Take Jayashree Gade ialah salah satunya. Kepada wartawan AFP, perempuan yang sehari-harinya berprofesi sebagai ibu rumah tangga tersebut memperlihatkan simpanan uang rupee yang ada di dalam tong. Seperti rumahnya yang tidak dilengkapi dengan kunci, Gade juga sengaja tidak memasang gembok atau alat pengaman lainnya pada tong tersebut.
Menurut legenda yang diyakini oleh warga setempat, sekitar 300 tahun yang lalu, sebuah papan kerikil raksasa terdampar di tepi Sungai Panasnala sesudah hujan turun dengan amat deras. Saat warga desa cikal bakal Shani Shingnapur menyentuh kerikil berukuran 1,5 m tersebut dengan menggunakan kayu, mendadak darah merembes keluar dari batu. Di malam yang sama, Dewa Shani menampakkan diri di dalam mimpi masing-masing warga sambil berkata kalau kerikil tersebut ialah penjelmaan dirinya. Dewa Shani kemudian berpesan kepada para warga kalau ia akan melindungi desa tersebut beserta penghuninya bila warga desa bersedia menjaga kerikil tersebut. Ia juga mengajukan satu syarat yang harus dipatuhi oleh warga desa setempat. Batu tersebut dihentikan ditempatkan dalam daerah tertutup biar kekuatannya sanggup menjangkau seantero desa tanpa halangan.
Warga desa mematuhi syarat yang diajukan oleh Dewa Shani. Mereka pun mendirikan kembali kerikil tadi di sebuah daerah terbuka yang berada di tengah-tengah desa. Sesudah itu warga desa beramai-ramai menghilangkan pintu dan gembok dari rumahnya masing-masing alasannya ialah mereka merasa tidak membutuhkannya lagi. Sahabat anehdidunia.com batu tersebut hingga kini masih sanggup dijumpai di desa Shani Shingnapur dan disakralkan oleh warga setempat. Beratus-ratus tahun berlalu, warga desa Shani Shingnapur masih memegang teguh tradisi dan keyakinan ini secara turun temurun. Kendati mereka tidak memasang daun pintu permanen di rumahnya, mereka kadang kala memasang papan kayu di depan lubang pintu biar rumah mereka tidak dimasuki anjing liar. Di tempat-tempat tertentu semisal toilet umum, bab pintunya dipasangi dengan kain untuk melindungi privasi pemakainya.
Bukan hanya rumah dan bangunan milik warga orisinil desa yang tidak dilengkapi dengan daun pintu permanen. Bangunan-bangunan gres yang hendak didirikan di desa tersebut juga diharuskan mengikuti ketentuan serupa. Jika seseorang hendak mendirikan bangunan gres beserta pintunya, maka mereka harus meminta izin terlebih dahulu kepada gram panchayat (semacam tubuh pemerintahan tradisional setempat). Hal itulah yang terjadi pada bank cabang milik United Commercial Bank yang didirikan pada tahun 2011 lalu. Bank tersebut memang dilengkapi dengan daun pintu, namun pintu tersebut dibentuk dari beling yang transparan untuk memperlihatkan kesan kalau pintu depan bank seakan-akan tidak mempunyai daun pintu. Pintu bank juga dilengkapi dengan kunci elektromagnetik alih-alih lubang kunci tradisional biar pintu bank terkesan seakan-akan tidak mempunyai lubang kunci.
Desa Shani Shingnapur sendiri awalnya merupakan desa yang kurang dikenal oleh publik. Namun hal tersebut sesudah desa yang bersangkutan ditampilkan dalam film Bollywood pada medio 1990-an. Sejak itulah, desa tersebut mulai banyak disambangi oleh wisatawan dan peziarah. Monumen kerikil raksasa yang menjadi sumber legenda desa ini dikabarkan mendapat kunjungan hingga 40.000 orang per harinya. Jumlah tersebut 8 kali lebih banyak dibandingkan populasi warga desa Shani Shingnapur itu sendiri. Namun benarkah desa Shani Shingnapur benar-benar steril dari kejahatan? Ternyata fakta sebetulnya tidak begitu manis. Sahabat anehdidunia.com menurut laporan seorang wartawan yang melaksanakan kunjungan ke kantor polisi Sonai – kantor polisi yang ruang lingkupnya juga meliputi Shani Shingnapur sebelum desa yang bersangkutan mempunyai kantor polisi sendiri – pada tahun 2015, ia menemukan kalau semenjak tahun 2009 ada setidaknya 46 kasus kejahatan yang terjadi di Shani Shingnapur. Sebanyak 11 di antaranya diketahui tergolong dalam tindak pencurian.
Hal tersebut turut dikonfirmasi oleh warga Shani Shingnapur sendiri. Menurut akreditasi salah seorang warga menyerupai yang dikutip oleh Amusing Planet, dirinya semasa bakir balig cukup akal pernah mengalami sendiri bagaimana ibunya kehilangan kalung emas yang disimpan di dalam rumah. Kasus pencopetan juga cukup sering terjadi di sekitar kuil monumen batu. Namun pengelola kuil enggan mengakuinya alasannya ialah mereka ingin menjaga gambaran kuil sebagai daerah yang bebas dari kejahatan biar sanggup menarik turis dan memperoleh sumbangan. Sahabat anehdidunia.com sebelum desa ini menjadi tujuan wisata, mereka yang skeptis beropini kalau desa ini jarang mengalami kasus pencurian lebih alasannya ialah lokasinya yang terpencil. Sekarang, seiring dengan perubahan zaman dan kian banyaknya orang-orang yang tiba dari luar desa, kantor polisi pun didirikan di desa Shani Shingnapur pada tahun 2015. Namun otoritas lokal mengklaim kalau tujuan keberadaan kantor polisi tersebut semata-mata untuk mengendalikan keramaian, bukan untuk memberantas kejahatan.
Lepas dari hal-hal tadi, sebagian besar masyarakat Shani Shingnapur tetap memegang teguh tradisi lokalnya untuk tidak pernah memasang pintu dan kunci di daerah tinggalnya. Salah satunya alasannya ialah adanya dongeng kalau mereka yang berani memasang pintu bakal terkena petaka dalam waktu dekat. Dengan ciri khasnya tersebut, Shani Shingnapur menjadi pola faktual mengenai bagaimana suatu komunitas tetap kukuh mempertahankan keyakinannya di tengah gempuran arus globalisasi.
Sumber :
https://bloglandai.blogspot.com/search?q=shani-shingnapur-village-without-doors
https://www.independent.co.uk/news/world/asia/no-crime-here-the-indian-village-with-no-front-doors-or-locks-9965272.html
http://www.bbc.com/travel/story/20160526-the-village-with-no-locks-or-doors