Reportase
“Reportase Kunjungan Ke Pikiran Rakyat tanggal 15 Desember 2016”
Mahasiswa dan mahasiswi UIN Sunan Gunung Djati Bandung Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Yang lebih tepatnya jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam semester III/D yang di bimbing oleh Bapak dosen Dudi Rustandi, M.I.Kom melaksanakan kunjungan ke surat kabar Pikiran Rakyat pada kamis, 15 Desember 2016.
Kunjungan ini yaitu salah satu praktik dan sekaligus untuk materi kiprah UAS. Kunjungan ini juga bertujuan semoga mahasiswa/I terkhususnya yang mengambil matakuliah Pengantar Ilmu Jurnalistik semoga sanggup mengetahui bagaimana situasi pada dikala dilapangan apakah sudah sesuai dengan yang diajarkan oleh bapa dosen dan sesuaikah dengan referensi yang ada pada buku kuliah.
Dari awal pemberangkatan Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam berangkat dari Kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung pada pukul 07.00 wib. Karena banyaknya hambatan dari stansportasi maka dari itu kami tetapkan untuk membagi keberangkatan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama yaitu yang memakai bus kota dan kelompok yang kedua menyusul dengan sepedah motor. Tepat pada jam 09.00 Sesampainya di lokasi yang beralamat di jln. Asia Afrika No.77, Braga, Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat. Kami dijamu dengan hangat oleh para staf Pikiran Rakyat yang sedang bertugas pada waktu itu.
Dan datang pada saatnya bu heny memperkenalkan diri sebagai Humas Pikiran Rakyat Dan memperlihatkan sedikit materi dan kamipun berdiskusi singkat yang mengulas sejarah singkat Pikiran Rakyat dari awal berdirinya Pikiran Rakyat hingga sekarang.
Bu heny menuturkan bahwa Pikiran rakyat yaitu surat kabar swasta yang di terbitkan di Bandung, Jawa Barat yang didirikan 24 Maret 1966 ini bertepatan dengan peringatan ke-20 tragedi heroic Bandung lautan api. Surat kabar ini di dirikan oleh Atang Ruswita dan Sakti Alamsyah. Wartawan senior dari Pikiran Rakyat itu sendiri dan mempunyai selogan dari rakyat oleh rakyat, untuk rakyat.
Koran yang pertama kali di terbitkan pada 30 Mei 1950 harus berhenti alasannya Menteri Penerangan mencabut kembali pelaturannya perihal keharusan berafialisasi. (Pangdam) siliwangi Ibrahim Adjie pun serta-merta melepas sepenuhnya ketergantungan koran ini dengan kodam. Seiring dengan keputusan ini pulalah, terhitung 24 Maret 1967, harian angktan Baersenjata edisi Jawa Barat berganti nama menjadi harian umum Pikiran Rakyat secara pasrti terus menerima daerah di hati pembacanya.
Harian Umum Pikiran Rakyat yang diterbitkan oleh PT. Pikiran Rakyat Bandung dengan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) NO. 035/SK. MENPEN/SIUPP/A.7/1986 tanggal 11 Februari 1986 dan dicetak pada PT Granesia Bandung ini, pada hari-hari tertentu secara periodic terdapat Suplemen Gelora (olahraga), Khazanah (budaya), Geulis (kewanitaan) dan Cakrawala (iptek).
Ada juag penghargaan yang di raih oleh Pikiran Rakyat, ialah mendapatkan penghargaan dari Founder & President of Mark Most Favorite Youth Brand 2011 katagori media cetak yang di berikan Marketeers Award dari Mark Plus.
Dan sesudah pemaparan yang bu hany katakan, kamipun berfhoto bersama dan sesudah itu barulah kami pulang.