Ukiran Desa Sumita
Desa Sumita Gianyar populer alasannya ialah ukirannya yang memukau. Para pemahat lokal yang mempunyai banyak imajinasi untuk membuat motif-motif pujian mereka yang sangat berbeda dari tabrakan desa lainnya. Ornamen-ornamen kecil di dalam tabrakan mereka sangat lembut dan hidup. Tidak dibutuhkan bahwa orang-orang seluruh Bali maupun dari luar Bali bangkan luar negeri pun berbondong-bondong untuk meminang karya mereka.
Bagian dari apa yang membuat ukiran-ukiran ini yunik ialah ornamentasi bunga yang yang berbeda dari desa ini. Ornamen bunga termasuk dalam hias Cina, punggel termasuk karang pandil. “sebagai seorang pengukir kita harus membuat kreasi gres lagi menyerupai halnya pelukis, mengekspresikan imajinasi kita dengan membuat benda mati menjadi karya seni yang terlihat hidup. Semua pengukir kayu di desa ini mempunyai talenta artistik yang luar biasa dan tidak pernah bekerja sembarangan, maka dari itu Desa Sumita Gianyar populer alasannya ialah ukirannya yang memukau,” ujar Gede Gajro.
Pengukir di desa ini sangat sabar dan tekun. Dari ketekunan merekalah mendapat hasil harga yang bagus. Karya-karya tabrakan di desa ini khusus membuat untuk bangun-bangunan tradisional Bali, menyerupai gedong, balai dangin, pintu gebyok. Selain itu jugaukiran untuk banguan suci. bangun-bangunan tersebut semuanya dilengkapi.dengan tabrakan tradisional dari pilar, penopang, ring-ring dan lainnya. “Keunikan dari Desa Sumita yang mana masyarakatnya hidup sebagai tukang ukir dan hidup selaras dengan sesama pengukir lainnya,” ucap Gede Gajro.
Ukiran Kayu Desa Sumita
Desa Sumita populer alasannya ialah ukirannya yang memukau. Selain motif profal, panel pintu juga termasuk abjad pewayangan dari epik Ramayana, menyerupai Sugriwa―Subali atau dari epik Mahabarata, menyerupai tokoh Pandawa . Kayu yang dipergunakan dalam tabrakan ini ialah kayu jati yang khusus dibawa dari luar Pulau Bali. Kayu Nangka, kamper juga dipakai untuk panel pintu. Ukiran lainnya terbuat dari bengkirai, merbau, kamper dan lainnya.
Desa Sumita Terdiri dari enam Banjar: Mulung Sema, Pande, Tengah, Siih dan Melayang dan mempunyai populasi sekitar 480 kepala keluarga dan 99% diantaranya bekerja sebagai pengukir. Ukiran Desa Sumita mulai berkembang sekitar tahun 1990-an dan hampir semua anak-anak, remaja, remaja, orang tua, laki-laki dan perempuan disini dapat mengukir. “Meskipun semua orang di Desa ini dapat mengukir, 80% mencari nafkah denfan cara ini, sementara sisanya bekerja sebagai pegawai negeri, petani, pariwisata dan pekerjaan sam?ingan lainnya,” kata Gede Gajro.
Desa Sumita Terkenal alasannya ialah ukirannya yang memukau dan menariknya, meskipun banyak pemahat disini dan beberapa telah mempunyai hasil karya yang diwariskan kepada mereka atau mencar ilmu dari sekolah seni, hasil tabrakan mereka hampir sama.
Bagi orang Bali, tabrakan memang sudah terlihat biasa, tapi bagi orang gila tabrakan Bali dipandang sebagai atraksi artistik bernilai tinggi.
Nah, itulah Ukiran Desa Sumita bila Anda Ingin membangun rumah bernuansa Bali tidak ada salah Anda berkunjung ke Desa ini.