Puisi Merah Putih Kemerdekaan Indonesia Chairil Anwar - Sambut Hut Ri 2018
Kumpulan Puisi Perjuangan, Semangat, Motivasi Chairil Anwar penyair terkenal- Sebentar lagi kita akan menyambut hari kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus tiap tahun. Dalam merayakan kemerdekaan aneka macam lomba, program bertema indah, menarik, unik bahkan anti mainstream diiringi ucapan, kata-kata, pantun, Quotes hingga puisi kemerdekaan baik singkat maupun panjang, apabila direnungkan niscaya sanggup menyentuh hati sehingga membuat wangsit tersendiri. Terutama puisi-puisi tersebut berasal dari anak terbaik bangsa salah satunya Khairul Anwar.
Agustusan yaitu nama lain dari perayaan HUT RI sebab kemerdekaan Indonesia sempurna di 17 Agustus 1945. Kata "kemerdekaan" memang mempunyai arti penting bagi kita sebagai warga, lucunya masih banyak orang yang belum mencicipi kemerdekaan sesungguhnya. Di tahun 2018 ini mungkin ada baiknya bukan sekedar kata ucapan "Selamat Merayakan HUT RI 2018" saja namun untuk mengenang kembali usaha para pendekar kau sanggup mengirimkan doa mewakili rasa syukur juga terimakasih atas usaha mereka sehingga Indonesia sanggup meraih kemerdekaan.
Mungkin Anda Menyukai: Ucapan Hari Kemerdekaan Indonesia - Kata-kata Dirgahayu RI 2018/2019
Cara unik lainnya dalam menyambut HUT RI ke-73, mungkin kau juga tertarik untuk membacakan puisi perihal semangat bendera merah putih (baca: Indonesia). Warna merah yang melambangkan gejolak semangat, tentu akan menimbulkan negara ini berjaya oleh darah pemuda-pemudi.
Puisi bendera pusaka kemerdekaan memang bukan satu-satunya cara meningkatkan rasa persatuan, namun lewat puisi tentu akan menimbulkan perayaan hari kemerdekaan RI lebih menarik apalagi disertai gambar dari usaha pahlawan. Bagaimana, apakah kau ingin tau dengan puisi-puisi populer dari Chairil Anwar terutama untuk menyambut serta merayakan HUT RI tahun 2018?. Apabila iya kebetulan saya gres mau menulis beberapa puisi Chairil Anwar yang sanggup dijadikan sebagai wangsit usaha negara berbendera merah putih Indonesia, sehingga perayaan kemerdekaan lebih berwarna. Simak terus puisi-puisi karya beliau.
Merdeka
Karya: Chairil Anwar
Aku mau bebas dari segala
Merdeka
Juga dari Ida
Pernah
Aku percaya pada sumpah dan cinta
Menjadi sumsum dan darah
Seharian kukunyah-kumamah
Sedang meradang
Segala kurenggut
Ikut bayang
Tapi kini
Hidupku terlalu tenang
Selama tidak antara badai
Kalah menang
Ah! Jiwa yang menggapai-gapai
Mengapa bila beranjak dari sini
Kucoba dalam mati.
-1943
Persetujuan dengan Bung Karno
Karya: Chairil Anwar
Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup usang dengan bicaramu
dipanggang diatas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku kini api saya kini laut
Bung Karno ! Kau dan saya satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh
1948
Mirat Muda, Chairil Muda
Chairil Anwar
Dialah, Miratlah, saat mereka rebah
menatap usang ke dalam pandangnya
coba memisah matanya menantang
yang satu tajam dan jujur yang sebelah
Ketawa diadukan giginya pada verbal Chairil,
dan bertanya : “Adakah, adakah kau selalu mesra dan saya bagimu indah ?”
Mirat raba urut Chairil, raba dada
Dan tahukah dia kini, sanggup katakan
dan tunjukkan dengan niscaya di mana
menghidup jiwa, menghembus nyawa
Liang jiwa-nyawa saling berganti. Dia
rapatkan
hilang secepuk segan, hilang secepuk cemas
hiduplah Mirat dan Chairil dengan deras
menuntut tinggi, tidak setapak berjarak
dengan mati
1949
Sajak Putih
Hasil Karya: Chairil Anwar
Buat Tunanganku Mirat
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air bak jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati tiba tidak membelah…
1944
Krawang-Bekasi
Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak sanggup teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum sanggup memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi yaitu kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi sanggup berkata
Kaulah kini yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir
Kami kini mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi
1948
Puisi kemerdekaan Chairil Anwar aneka macam yang sanggup kau jadikan wangsit dalam membangun kepercayaan diri serta perenungan akan sebuah usaha sehingga kita sanggup menatap juga membangun negara Indonesia lebih baik kedepan. MERDEKA!
Happy Independence Day for Indonesia
Kunjungi: Kumpulan Puisi-puisi Hari Kemerdekaan Taufik Ismail
Agustusan yaitu nama lain dari perayaan HUT RI sebab kemerdekaan Indonesia sempurna di 17 Agustus 1945. Kata "kemerdekaan" memang mempunyai arti penting bagi kita sebagai warga, lucunya masih banyak orang yang belum mencicipi kemerdekaan sesungguhnya. Di tahun 2018 ini mungkin ada baiknya bukan sekedar kata ucapan "Selamat Merayakan HUT RI 2018" saja namun untuk mengenang kembali usaha para pendekar kau sanggup mengirimkan doa mewakili rasa syukur juga terimakasih atas usaha mereka sehingga Indonesia sanggup meraih kemerdekaan.
Mungkin Anda Menyukai: Ucapan Hari Kemerdekaan Indonesia - Kata-kata Dirgahayu RI 2018/2019
Cara unik lainnya dalam menyambut HUT RI ke-73, mungkin kau juga tertarik untuk membacakan puisi perihal semangat bendera merah putih (baca: Indonesia). Warna merah yang melambangkan gejolak semangat, tentu akan menimbulkan negara ini berjaya oleh darah pemuda-pemudi.
Puisi bendera pusaka kemerdekaan memang bukan satu-satunya cara meningkatkan rasa persatuan, namun lewat puisi tentu akan menimbulkan perayaan hari kemerdekaan RI lebih menarik apalagi disertai gambar dari usaha pahlawan. Bagaimana, apakah kau ingin tau dengan puisi-puisi populer dari Chairil Anwar terutama untuk menyambut serta merayakan HUT RI tahun 2018?. Apabila iya kebetulan saya gres mau menulis beberapa puisi Chairil Anwar yang sanggup dijadikan sebagai wangsit usaha negara berbendera merah putih Indonesia, sehingga perayaan kemerdekaan lebih berwarna. Simak terus puisi-puisi karya beliau.
Merdeka
Karya: Chairil Anwar
Aku mau bebas dari segala
Merdeka
Juga dari Ida
Pernah
Aku percaya pada sumpah dan cinta
Menjadi sumsum dan darah
Seharian kukunyah-kumamah
Sedang meradang
Segala kurenggut
Ikut bayang
Tapi kini
Hidupku terlalu tenang
Selama tidak antara badai
Kalah menang
Ah! Jiwa yang menggapai-gapai
Mengapa bila beranjak dari sini
Kucoba dalam mati.
-1943
Persetujuan dengan Bung Karno
Karya: Chairil Anwar
Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup usang dengan bicaramu
dipanggang diatas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku kini api saya kini laut
Bung Karno ! Kau dan saya satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh
1948
Mirat Muda, Chairil Muda
Chairil Anwar
Dialah, Miratlah, saat mereka rebah
menatap usang ke dalam pandangnya
coba memisah matanya menantang
yang satu tajam dan jujur yang sebelah
Ketawa diadukan giginya pada verbal Chairil,
dan bertanya : “Adakah, adakah kau selalu mesra dan saya bagimu indah ?”
Mirat raba urut Chairil, raba dada
Dan tahukah dia kini, sanggup katakan
dan tunjukkan dengan niscaya di mana
menghidup jiwa, menghembus nyawa
Liang jiwa-nyawa saling berganti. Dia
rapatkan
Dirinya pada Chairil makin sehati
hilang secepuk segan, hilang secepuk cemas
hiduplah Mirat dan Chairil dengan deras
menuntut tinggi, tidak setapak berjarak
dengan mati
1949
Sajak Putih
Hasil Karya: Chairil Anwar
Buat Tunanganku Mirat
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air bak jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati tiba tidak membelah…
1944
Krawang-Bekasi
Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak sanggup teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum sanggup memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi yaitu kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi sanggup berkata
Kaulah kini yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir
Kami kini mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi
1948
Puisi kemerdekaan Chairil Anwar aneka macam yang sanggup kau jadikan wangsit dalam membangun kepercayaan diri serta perenungan akan sebuah usaha sehingga kita sanggup menatap juga membangun negara Indonesia lebih baik kedepan. MERDEKA!
Happy Independence Day for Indonesia
Kunjungi: Kumpulan Puisi-puisi Hari Kemerdekaan Taufik Ismail