Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Konsep Dakwah


Konsep – konsep dakwah yakni sebagai berikut:
  • Pelaku dakwah (dai’)
Seseorang yang menyerukan, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah Subhaanahu wa ta’ala sesuai dengan garis aqidah, syari’at dan adat Islam.
  • Sasaran dakwah (mad’u)
Dakwah sanggup dilakukan secara efisien, maka dibentuk dan disusun stratifikasi target menurut tingkat usia, tingkat pendidikan dan pengetahuan, tingkat sosial ekonomi dan pekerjaan, menurut daerah tinggal, dan lain sebagainya.
  • Materi dakwah (mawdu’)
Ajaran – fatwa Islam yang mempunyai aksara sejalan dengan fitrah insan dan meliputi kebutuhan batin.
  • Media dakwah (wasilah)
Berdakwah pada zaman kini tidak hanya bisa dilakukan oleh para mubaligh di masjid, tetapi bisa dilakukan dengan banyak cara dan banyak tempat. Banyak media yang bisa dipakai pada zaman kini sebagai media dakwah menyerupai televisi, koran, majalah, buku, lagu dan internet.
  • Metode dakwah (uslub)
Suatu cara untuk mengajak orang kepada jalan yang islami dengan memakai cara yang bijaksana untuk keselamatan dan kebahagiaan mereka di Dunia dan alam abadi sesuai dengan perintah allah SWT.
  • Tujuan dakwah (maqasid)
Menjadikan insan muslim bisa mengamalkan fatwa Islam dalam kehidupan bermasyarakat dan menyebarluaskan kepada masyarakat yang mula-mula apatis terhadap Islam menjadi orang yang suka rela menerimanya sebagai petunjuk acara duniawi dan ukhrawi.
Landasan teologis dakwah yakni melaksanakan acara dakwah menurut pengetahuan ketuhanan menyerupai mengenai sifat, dasar keperayaan kepada Allah dan agama, terutama menurut pada kitab suci.
Landasan epistemologis dakwah yakni acara dakwah yang dilakukan menurut pemikiran secara rasional yang tidak melampaui batas – batas pengetahuan.
Landasan sosiologis dakwah yakni acara dakwah yang dilakukan menurut sikap dan perkembangan sosial yang terjadi dalam masyarakat.
Metode dakwah yang mengacu pada Al-quran surat an-Nahl ayat 125 :
  1. Dakwah bil hikmah, al hikamh yakni meletakkan sesuatu sesuai dengan pada tempatnya, yakni seorang da’I harus memakai metode dakwah sesuai dengan waktu, zaman, tempat, dan kondisi yang sedang terjadi dilingkungan masyarakat
  2. Dakwah dengan pelajaran yang baik, yang dimaksud disini yakni nasihat yang sifatnya menggembirakan atau menawarkan rasa ketakutan, kala menawarkan rasa kegembiraan.
  3. Dakwah dengan berdebat yang sebaik baiknya, dalam berdakwah denga orang yang belum masuk islam hendaknya yang baik hati, lemah lembut dan menyenangkan.