Kasus Stockholm Syndrome Sandera Malah Mencintai Penculik
Di aneka macam negara, termasuk Indonesia, kerap terjadi masalah penculikan. Penculikan terperinci cukup meresahkan, terutama bagi keluarga yang anggota keluarganya diculik, alasannya yaitu terkadang korban penculikan itu berakhir dibunuh oleh penculiknya. Namun, ada masalah di mana sang korban penculikan malah menaruh tenggang rasa pada penculiknya. Yang demikian itu dinamakan dengan Stockholm Syndrome.
Stockholm Syndrome adalah respon psikologis di mana dalam kasus-kasus tertentu para sandera penculikan memperlihatkan gejala kesetiaan atau sayang kepada penyanderanya tanpa memperdulikan ancaman atau risiko yang telah dialami oleh sandera itu. Memang cukup aneh, tapi hal ini pernah terjadi di aneka macam negara. Contoh kasusnya sanggup dilihat berikut ini.
Perampokan Bank
Istilah Stockholm Syndrome ini bermula dari insiden perampokan di Bank Sveriges Kreditbanken, Kota Stockholm, Swedia pada tanggal 23 Agustus 1973 silam. Pada tanggal tersebut, seorang laki-laki berjulukan Jan-Erik Olsson, melaksanakan perampokan di Bank Sveriges Kreditbanken. Dalam perampokan itu, Jan-Erik menyandera 4 orang, yang terdiri dari 3 wanita dan 1 laki-laki. Mereka berjulukan Birgitta Lundblad, Elisabeth Oldgren, Kristin Ehnmark and Sven Safstrom. Sahabat anehdidunia.com selama 6 hari, semua korban disekap, diikat bom, dan dianiaya oleh Jan-Erik. Anehnya, para korban tersebut malah merasa simpati kepada si perampok dan meminta semoga mereka sanggup dibebaskan bersama perampok. Kristin, wanita yang menjadi salah satu korban bahkan jatuh cinta pada si perampok itu.
Setelah proses perundingan dilakukan, Jan-Erik pun oke untuk membebaskan semua sanderanya. Namun terjadi hal di luar dugaan. Keempat korban justru memeluk Jan-Erik demi melindungi si pelaku dari polisi. Para sandera bahkan menuduh polisi merupakan ancaman dan sanggup membunuh mereka dan berbalik membela mati-matian sang perampok yang dianggap akan melindunginya. Meski merupakan pelaku perampokan, ternyata beliau malah disayang oleh korban-korbannya. Tetap saja, pelaku kejahatan harus dihukum. Namun, beberapa hari sesudah Jan-Erik berhasil bebas dari penjara, Kristin si korban dan Jan-Erik dikabarkan melanjutkan jalinan cintanya dan bertunangan.
Dari situlah muncul istilah Stockholm Syndrome.
Kasus Mary McElroy
Kasus ini terjadi pada tanggal 27 Mei 1933. Ketika itu, Mary sedang mandi di rumahnya, namun ternyata rumahnya dibobol oleh 4 orang yang akan menculiknya. Setelah selesai mandi dan berpakaian, mereka pun menculik Mary, dan membawanya ke rumah renta dan mengikatnya di dinding.
Ternyata, alasan keempat orang itu menculik Mary yaitu alasannya yaitu mereka tahu bahwa Mary merupakan anak dari Henry F. McElroy, seorang konglomerat di Kansas City. Menculik anak dari konglomerat terperinci sanggup mendatangkan uang cukup besar. Awalnya, mereka meminta uang tebusan sebesar USD 60 ribu (sekitar Rp 900 juta jikalau memakai kurs sekarang), namun mereka hanya berhasil mendapatkan USD 30 ribu (sekitar Rp 450 juta) sesudah melalui proses negosiasi. Uang tebusan pun mereka dapatkan dua hari kemudian, tanggal 29 Mei 1933. Mary pun bebas tanpa mendapatkan luka sedikitpun.
Namun, sekitar sebulan kemudian, tiga orang pelaku penculikan itu berhasil ditangkap, dan ditahan di penjara. Dari sini muncul permasalahan. Mary mengaku bahwa selama diculik, para pelakunya memperlakukannya dengan baik. Bahkan, salah satu dari pelakunya pernah memperlihatkan Mary seikat bunga. Sayangnya, hal tersebut tak menciptakan para pelaku bebas. Mereka pun mendapatkan sanksi berat. Hal itu menciptakan Mary merasa bersalah. Sahabat anehdidunia.com Mary ternyata merasa simpati pada mereka, masih berusaha untuk membebaskan ketiga orang yang menculiknya itu, hingga memohon pada gubernur ketika itu untuk membatalkan hukumannya. Mary juga kerap mengunjungi para pelaku penculikan itu di penjara, sambil sesekali memperlihatkan hadiah untuk mereka. Enam tahun kemudian, kondisi mental Mary jatuh alasannya yaitu ayahnya meninggal. Setahun kemudian, 21 Januari 1940, Mary pun melaksanakan bunuh diri dengan menembak kepalanya. Surat wasiatnya bertuliskan bahwa keempat pelaku penculikan yang menculiknya dulu kemungkinan yaitu empat orang terbaik di Bumi yang tak menganggapnya sebagai orang bodoh.
Kasus Elizabeth Smart
Tanggal 5 Juni 2002, seorang gadis berusia 14 tahun berjulukan Elizabeth Smart diculik dari rumahnya yang berad adi Salt Lake City, Utah, Amerika Serikat. Pelaku penculikan diketahui berjulukan Brian David Mitchell, dan istrinya yang berjulukan Wanda Barzee. Mereka pun membawa Elizabeth ke sebuah rumah gubuk di tengah hutan. Selama 9 bulan masa penahanannya, Elizabeth kerap diperkosa oleh Brian. Anehnya, meski mendapatkan perlakuan tak mengenakkan, Elizabeth tak berusaha untuk kabur. Bahkan, pernah beberapa kali Elizabeth diperbolehkan untuk keluar rumah, dan bepergian ke mana pun beliau suka.
Dalam perjalanannya ke perpustakaan, Elizabeth pernah ditanya oleh polisi, namun beliau tak memberitahukan identitas aslinya, dan juga tak meminta tolong pada polisi itu. Padahal beliau sanggup saja melakukannya untuk menciptakan pelaku penculikannya ditangkap. Sahabat anehdidunia.com akhirnya, kejahatan dari Brian dan Wanda pun terbongkar, dan mereka ditangkap polisi. Elizabeth kemudian dikembalikan ke rumah orangtuanya. Brian dieksekusi penjara seumur hidup, dan istrinya mendapatkan sanksi penjara selama 15 tahun. Kenapa pada ketika itu Elizabeth tak melaporkan penculikan Brian dan Wanda pada polisi? Bisa jadi, alasannya yaitu pada ketika itu Elizabeth sudah terkena Stockholm Syndrome, yang membuatnya merasa kasihan pada si penculik.
Patty Hearst
Tanggal 4 Februari 1974, sekelompok orang bersenjata membobol masuk apartemen Patty Hearst, 19 tahun, yang berlokasi di Berkeley, California, Amerika Serikat. Tunangan dari Patty pun dipukuli, dan Patty diculik. Diketahui, pelaku penculikan Patty itu menamai diri mereka dengan nama Symbionese Liberation Army (SLA), dan mereka menginginkan perang dengan Amerika Serikat. Namun, pada bulan April 1974, sesuatu yang di luar dugaan terjadi. Patty, yang harusnya menjadi korban penculikan, malah bergabung ke kelompok teroris yang menculiknya. Dia pun menyerukan ingin menjadi salah satu dari tentara revolusioner.
Bahkan beliau sempat terekam kamera turut membantu teroris itu merampok sebuah bank. Semua itu beliau lakukan selama beberapa tahun. Akhirnya, tanggal 18 September 1975, Patty berhasil ditangkap dengan tuduhan perampokan, dan dikurung dalam penjara selama 7 tahun. Saat disidang, Patty mengaku bahwa beliau terkena basuh otak dari pelaku penculikan yang menculiknya, meski sanggup saja bukan itu yang terjadi sebenarnya. Dua tahun kemudian, beliau pun dibebaskan.
Natascha Kampusch
Natascha Kampusch, yang pada tanggal 2 Maret 1998 masih berusia 10 tahun, sedang berjalan menuju ke sekolahnya. Di tengah perjalanan, beliau pun disekap oleh dua orang dan dimasukkan ke dalam kendaraan beroda empat van warna putih. Sahabat anehdidunia.com penculikan Natascha ini sempat menciptakan heboh, dan pencarian pun dilakukan. Sayangnya, polisi masih belum berhasil menemukan gadis malang ini. Wolfgang Přiklopil, sang pelaku penculikan, menyandera Natascha selama 8 tahun di rumahnya, tepatnya sebuah gudang bawah tanah yang kecil, tak mempunyai jendela, dan kedap suara. Awalnya, layaknya seorang tahanan, Natascha tak diperbolehkan untuk keluar dari ruangan itu. Namun usang kelamaan, Natascha sudah menjadi bab dari para penculik itu. Natascha pun diberikan kebebasan dalam rumah Wolfgang, asalkan beliau tak berbicara pada siapa pun mengenai penculikan ini.
Uniknya, dalam tahun-tahun pertamanya, Natascha diizinkan untuk membaca surat kabar yang telah disensor, buku-buku, mendengarkan radio dan menonton video. Ia juga menyatakan bahwa penculiknya terutama memberinya pelajaran membaca dan menulis. Pada 17 Februari 2013, beliau mengakui bahwa Wolfgang telah melaksanakan perkosaan terhadapnya beberapa kali selama beliau menjadi tawanannya. Kemudian pada tanggal 23 Agustus 2006, Natascha berhasil melarikan diri dari rumah Wolfgang, dan melaporkan apa yang terjadi pada orang di sekitar rumah Wolfgang. Orang itu pun melaporkan hal ini ke polisi, dan Natascha kondusif di bawah santunan polisi.
Sadar menjadi incaran polisi dan bakal ditangkap serta dieksekusi berat, Wolfgang pun bunuh diri dengan cara melompat ke depan kereta yang sedang berjalan. Wolfgang tewas seketika. Namun anehnya, begitu mengetahui kabar janjkematian Wolfgang, Natascha malah menangis dan duduk di depan peti mati Wolfgang selama berjam-jam. Bahkan, Natascha juga diketahui menyimpan foto Wolfgang di dompetnya. Jelas, bahwa Natascha sudah terkena Stockholm Syndrome.
Dari kelima masalah Stockholm Syndrome di atas, mana yang berdasarkan kalian paling aneh?
referensi
https://www.liputan6.com/global/read/2299772/23-8-1973-stockholm-syndrome-kisah-korban-kepincut-perampok
https://the-line-up.com/stockholm-syndrome
https://id.wikipedia.org/wiki/Natascha_Kampusch